KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Ketua Umum Realestat Indonesia (REI), Joko Suranto mengungkapkan dalam lima bulan terakhir sejak program 3 juta rumah besutan Presiden Prabowo Subianto belum ada progres. Joko menjelaskan, pihaknya bersama asosiasi pengembang lainnya telah mengikuti arah dan kebijakan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) pada tiga hingga lima bulan belakangan ini. Menurut dia, selama periode tersebut, progres program 3 juta rumah terbilang nihil. "Pada saat ini kondisi lima bulan program 3 juta berjalan atau lima bulan setelah ada Kementerian (PKP), maka yang pertama kami melihat kondisi program 3 juta rumah saat ini belum ada progres," ujar dia dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama Badan Aspirasi Masyarakat (BAM) DPR, Jakarta, Rabu (19/3).
Baca Juga: Pengembang Sebut Program 3 Juta Rumah Tak Bakal Terealisasi di Tahun Pertama Prabowo Selain itu, Joko menuturkan bahwa Presiden Prabowo Subianto tampaknya sudah tidak antusias lagi terhadap program tersebut. Hal ini terbukti karena Prabowo tampak tak lagi membahas program 3 juta rumah. "Yang saat ini dibicarakan adalah makan bergizi gratis (MBG), hilirisasi, koperasi, Danantara bahkan food estate," tutur Joko. Di sisi lain, dia menyebutkan, dampak positif dari kehadiran program 3 juta rumah di antaranya ketersediaan 9 juta lapangan kerja dan tumbuhnya pelaku industri swasta baru yang ditaksir bisa mencapai 400.000 di tanah air. Baca Juga: Sokong 3 Juta Rumah, Perumnas Siapkan 1.575 Ha Buat 150.152 Unit Hunian Lebih lanjut, Joko menambahkan, asosiasi pengembang saat ini merasa khawatir dan kehilangan bimbingan. Pasalnya, saat masih ada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), para pengembang kerap mendapatkan bimbingan hingga perlindungan.