Blak-blakan, Robert Kiyosaki Mengaku sebagai Seorang Kapitalis



KONTAN.CO.ID - Robert Kiyosaki secara blak-blakan mengaku sebagai seorang kapitalis. 

Bagaimana ceritanya mengenai hal tersebut?

Kiyosaki dalam blog resminya RichDad.com bercerita, bahwa dia tumbuh dengan dua ayah yang berbeda. Ayah miskin (poor dad) adalah ayah kandungnya. Dia merupakan seorang kepala sistem pendidikan Hawaii. 


"Dia sangat setia pada serikat pekerja, begitu pula semua anggota keluarga saya yang bekerja di bidang pendidikan publik dan pemerintahan," ceritanya.

Poor dad menginginkan Kiyosaki sukses di kuadran E (karyawan) dan S (wiraswasta) dari Kuadran CASHFLOW. Sedikit informasi saja, teori cashflow quadrant membagi sumber pendapatan menjadi empat kuadran, yaitu E, S, B, dan I.  E (Employee), S (Self Employee Business), B (Big Business), dan I (Investor). 

Poor dad menyarankan agar Kiyosaki bersekolah, mendapatkan gelar PhD, dan bekerja untuk pemerintah atau menaiki tangga perusahaan di kuadran E atau menjadi seperti ibunya, seorang perawat terdaftar, atau menjadi dokter di kuadran S.

Ayah kaya (rich dad) menyarankan agar saya menjadi seorang kapitalis. Itu berarti saya harus mempelajari keterampilan yang diperlukan untuk sukses di kuadran B dan I.

Rich dad percaya pada pendidikan, namun bukan jenis pendidikan yang diyakini poor dad. Dibanding bersekolah, rich dad menyarankan untuk mengikuti seminar dan kursus yang bisa meningkatkan keterampilan bisnis dan investasi. 

Baca Juga: Contek 7 Rahasia Kaya Raya Robert Kiyosaki untuk Panduan Investasi 2024

Contoh lainnya adalah mengambil kursus pengembangan pribadi. Rich dad tidak tertarik pada nilai atau kredensial. Dia menginginkan keterampilan dalam kehidupan nyata yang memberinya kekuatan dan keterampilan operasional di kuadran B dan I.

Belajar menjadi kapitalis

Ketika Kiyosaki masih di sekolah menengah, rich dad sering terbang ke Honolulu untuk menghadiri seminar mengenai kewirausahaan dan investasi. 

"Suatu hari, ketika saya memberi tahu poor dad saya bahwa rich dad akan mengikuti kelas penjualan, poor dad saya tertawa. Dia tidak mengerti mengapa ada orang yang ingin belajar cara menjual, terutama jika jam pelajaran tidak digunakan sebagai kredit untuk gelar sarjana yang lebih tinggi. Poor dad meremehkan rich dad, yang tidak pernah menyelesaikan sekolah menengah atas," urainya panjang lebar.

Karena saya mempunyai dua ayah yang mempunyai sikap berbeda terhadap pendidikan, Kiyosaki jadi sadar bahwa ada dua jenis pendidikan. Sekolah tradisional diperuntukkan bagi mereka yang ingin sukses di kuadran E dan S. Namun jenis pendidikan lainnya, pendidikan finansial, diperuntukkan bagi mereka yang ingin sukses di kuadran B dan I.

Baca Juga: 7 Langkah Robert Kiyosaki Soal Investasi Real Estate yang Beri Cuan Besar

Apa itu Kapitalisme?

Ada banyak definisi akademis mengenai kapitalisme. Namun apa yang Kiyosaki pelajari dari rich dad adalah bahwa kapitalisme melihat peluang dan memanfaatkannya. 

Dia tidak berpendidikan tinggi, tapi dia memiliki kecerdasan jalanan. Dia tahu cara kerja bisnis dan uang dengan membantu menjalankan toko keluarganya sejak kecil. 

"Saya seorang kapitalis karena saya yakin ini adalah sistem ekonomi terbaik yang memberi penghargaan kepada mereka yang melihat peluang dan mengejarnya. Dalam prosesnya mereka juga memberikan peluang bagi orang lain. Tidak ada sistem lain di dunia yang menghasilkan begitu banyak kekayaan dan standar hidup yang tinggi," paparnya.

Apa itu sosialisme?

Baru-baru ini terjadi peningkatan penerimaan terhadap sosialisme di AS. Politisi populer seperti Bernie Sanders dan Alexandria Ocasio-Cortez adalah generasi muda kesayangan yang melihat kesenjangan pendapatan, yang merupakan masalah nyata, dan berpikir bahwa sosialisme adalah jawabannya.

Sekali lagi, ada banyak definisi akademis mengenai sosialisme. Namun apa yang dipelajari Kiyosaki dari rich dad adalah bahwa sosialisme sebenarnya hanyalah sebuah mentalitas pemberian hak yang diformalkan dalam pemerintahan. 

Baca Juga: Ada 3 Jenis Investor Menurut Robert Kiyosaki, Tipe Mana yang Berpeluang Kaya Raya?

Sosialisme memiliki mentalitas Robinhood. Ambil dari orang kaya dan berikan kepada orang miskin.

Namun ayah kaya tahu bahwa meskipun hal ini dapat membantu dalam jangka pendek, hal ini tidak akan membangun kekayaan generasi atau mengajari orang cara melihat peluang dan menciptakan inovasi.

"Saya juga sudah cukup lama melihat bahwa sosialisme dan sepupunya, komunisme, pada akhirnya membawa bencana bagi suatu negara dan perekonomian," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie