JAKARTA. PT Graha Layar Prima (GLP), pemilik bioskop Blitxmegaplex akhirnya memperoleh izin pra efektif penawaran perdana saham (IPO) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Perseroan akan menerbitkan 140 juta saham seri C baru dalam hajatan ini. Jumlah itu setara dengan 46,11% dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh GLP pasca IPO. Adapun, 5% dari jumlah saham itu akan dialokasikan untuk program saham karyawan alias empoyee stock allocation (ESA).
Menarik untuk dicermati adalah, pada saat pencatatan perseroan akan melakukan konversi utang menjadi saham. Krediturnya adalah, pemilik bioskop ternama di Korea Selatan (Korsel), Cheil Jedang (CJ) Corporation dan perusahaan investasi asal Hong Kong, IKT Holdings Limited. Jadi, konversi utang menjadi saham ini bermula dari perjanjian pinjaman (facility agreement) tertanggal 30 November 2007. Nilai fasilitas pinjaman itu sebesar US$ 90 juta. Kreditur pinjaman itu adalah Qinoscope Investments Ltd dan Qorvus Investments Ltd. Kemudian, Qinoscope dan Qorvus mengucurkan pinjaman senilai US$ 88 juta. Pinjaman terdiri dari tiga bagian (tranch). Tranch A dan tranch B masing-masing bernilai US$ 30,5 juta. Tranch C sebesar US$ 27 juta. GLP telah melunasi pinjaman tranch B dan sebagian tranch C. Pada pinjaman itu, Screen Media Films Pte Ltd (SMF) bertindak sebagai penjamin dan Liq Asia Capital Services Pte Ltd sebagai agen mezzanine. Adapun, PT Bank CIMB Niaga merupakan agen jaminan dan agen pembayaran. Nah, pada surat Linq Asia Capital tertanggal 16 Januari 2013, tertera, mulai 7 Januari 2013, Qinoscope telah mengalihkan semua hak dan kewajiban sebagai kreditur tranche A kepada CJ CGV dan IKT. Masing-masing berhak atas piutang senilai US$ 15,25 juta. Nah, pada perubahan perjanjian yang dilakukan pada 20 Desember 2013, para pihak yang bersangkutan menyepakati beberapa hal. Diantaranya, utang berdenominasi dollar AS itu diubah menjadi rupiah. Kurs yang disepakati adalah Rp 9.800 per dollar AS. Kemudian, utang itu bisa dikonversi menjadi kepemilikan saham seri C GLP. Konversi bisa dilakukan sebelum utang tersebut jatuh tempo, yakni pada 19 Juni 2014. Utang tersebut akan dikonversi dengan sebanyak-banyaknya 200 juta saham seri C GLP.
Harga konversi ditetapkan sesuai harga penawaran. Jika dihitung, maka utang GLP akan menjadi Rp 298,9 miliar. Dengan asumsi jumlah saham yang dikonversi sebanyak 200 juta, maka harga konversi saham GLP sekitar Rp 1.494 per saham. Komposisi pemilik saham seri C GLP setelah IPO, namun sebelum konversi utang, adalah publik sebesar 43,8% dan karyawan melalui ESA sebesar 2,31%. Namun, setelah konversi, maka saham publik akan tergerus menjadi 26,41% dan karyawan 1,39%. Sedangkan CJ dan IKT masing-masing akan menguasai 19,86% saham GLP. Kabar mengenai masuknya CJ Corp ke Blitzmegaplex sudah santer terdengar sejak tahun lalu. Namun, pihak Blitz menyangkal lantaran bioskop masih menjadi salah satu bisnis yang masuk kategori daftar negatif investasi (DNI). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Asnil Amri