KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memiliki harapan besar dari potensi migas di wilayah kerja (WK) Andaman yang disebut akan menjadi
game changer bagi pemanfaatan gas di dalam negeri. Sebagai informasi, wilayah kerja Andaman terdiri dari WK Andaman I, II, III dan South Andaman. Dalam catatan Kementerian ESDM di 2022, total sumber daya di area Andaman diperkirakan sebesar 4865 MMBOE yaitu discovery 260, prospect 1970 dan lead 2635. Sekretaris SKK Migas, Shinta Damayanti menjelaskan pengembangan Andaman ke depan akan lebih besar lagi. Sejauh ini masih sedikit potensi yang terbukti dari blok ini.
“Operatornya sendiri masih akan melaksanakan pemboran sumur keduanya untuk memastikan potensi yang lebih besar untuk menjamin keekonomian,” jelasnya dalam acara webinar, Selasa (31/10).
Baca Juga: Siap-Siap Akan Ada Badai Pasokan LNG di 2026 Sampai 2030 Mengingat banyak infrastruktur yang harus dibangun di sana. Direktur Utama Perta Arun Gas (PAG), Bara Ilmarosa menjelaskan monetisasi Blok Andaman akan menjadi
game changer dalam portofolio migas di Indonesia. “Blok Andaman cukup besar dan bisa juga dimonetisasi sebagai gas pipa dan LNG,” ujarnya dalam acara webinar Selasa (31/10). Bara menjelaskan, LNG hasil dari Andaman bisa diekspor maupun dipasok ke dalam negeri sehingga bisa dimanfaatkan untuk memasok ke daerah yang tidak terhubung dengan pipa gas. Nantinya gas alam cair tersebut akan didistribusikan melalui kapal. Sedangkan sebagai gas pipa, diharapkan Andaman bisa memenuhi kebutuhan gas di Jawa dan Sumatera ke depanya dengan catatan pipa gas Dumai Sei Mangkei dan Cisem terbangun. Pemerintah pun telah melihat potensi gas dari Andaman akan mendukung program hilirisasi gas di dalam negeri. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji menjelaskan,saat ini pemerintah tengah membuat strategi pengembangan gas dengan pendekatan integrasi hulu-hilir.
Baca Juga: MIND ID Ingin Jadi Pemegang Saham Mayoritas Vale Indonesia (INCO) Jadi, pemerintah akan mengkoneksikan pemasok gas (hulu) dengan manufaktur atau pabrik (hilir) yang siap menyerap produksi gas dari lapangan yang baru berproduksi. Dengan cara ini, permintaan akan lebih jelas. Cara ini juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penyerapan gas dalam negeri. “Sebagai contoh, gas dari Andaman akan dihubungkan ke mana, misalnya ke industri pupuk,” ujarnya. Adapun, pemerintah akan menempatkan strategi ini di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) untuk menghubungkan hulu-hilir dengan infrastruktur. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi