JAKARTA. Produksi minyak mentah Indonesia mendapat kabar buruk. Kali ini datang dari Sumur minyak Blok Merangin II di di Desa Belani, Kecamatan Bingin Teluk, Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan. Operasi sumur minyak itu dihentikan karena kebakaran yang terjadi mulai Senin (7/7) yang lalu.Kepala Bagian Humas, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Handoyo Budi Santoso bilang, penghentian produksi sumur minyak Blok Merangin II yang dioperasikan kontraktor kontrak kerja sama PT Sele Raya, dilakukan karena adanya semburan gas liar yang tak terkendali (blow out). Handoyo mengakui, sesuai laporan yang diterimanya, belum bisa diketahui berapa kerugian yang akan ditanggung Sele Raya dari peristiwa tersebut. "Yang jelas produksi sebesar 1.700 barrel oil per day (bopd) terhenti untuk sementara. Kerugian baru bisa diketahui setelah proses pemadaman api selesai," terang Handoyo kepada KONTAN, Rabu (9/7).Sebagai antisipasi menjalarnya api ke sumur lainnya, Sele Raya telah menutup tiga sumur terdekat dengan potensi kehilangan produksi 300 barel minyak per hari. Melihat kejadian itu, Handoyo belum bisa memastikan kapan sumur Blok Merangin II bisa beroperasi kembali. "Doakan segera selesai, agar bisa produksi lagi," urainya.Untuk menanggulangi blow out, Sele Raya telah bantuan dari Pertamina untuk mendatangkan personel well control guna melakukan evaluasi dan langkah-langkah tepat memadamkan api di sumur. "Pertamina memiliki sumber daya manusia, peralatan, dan pengalaman yang memadai untuk melakukan usaha-usaha tersebut," kata Handoyo.Handoyo mengisahkan, kejadian bermula saat pengeboran sumur dilakukan di kedalaman 2.160 kaki. Saat itu, terjadi semburan gas yang kemudian membakar menara pengeboran (rig). "Tak ada laporan korban jiwa. Dari pengamatan fisik dan gas detektor juga tak ditemukan kebocoran gas. Kini area lokasi telah disterilisasi," terangnya.Pasca kejadian, SKK Migas langsung menugaskan pekerja dari Divisi Survei dan Pengeboran, serta perwakilan SKK Migas wilayah Sumatera Bagian Selatan untuk berkomunikasi dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Blok Merangin II terbakar, produksi minyak terhent
JAKARTA. Produksi minyak mentah Indonesia mendapat kabar buruk. Kali ini datang dari Sumur minyak Blok Merangin II di di Desa Belani, Kecamatan Bingin Teluk, Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan. Operasi sumur minyak itu dihentikan karena kebakaran yang terjadi mulai Senin (7/7) yang lalu.Kepala Bagian Humas, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Handoyo Budi Santoso bilang, penghentian produksi sumur minyak Blok Merangin II yang dioperasikan kontraktor kontrak kerja sama PT Sele Raya, dilakukan karena adanya semburan gas liar yang tak terkendali (blow out). Handoyo mengakui, sesuai laporan yang diterimanya, belum bisa diketahui berapa kerugian yang akan ditanggung Sele Raya dari peristiwa tersebut. "Yang jelas produksi sebesar 1.700 barrel oil per day (bopd) terhenti untuk sementara. Kerugian baru bisa diketahui setelah proses pemadaman api selesai," terang Handoyo kepada KONTAN, Rabu (9/7).Sebagai antisipasi menjalarnya api ke sumur lainnya, Sele Raya telah menutup tiga sumur terdekat dengan potensi kehilangan produksi 300 barel minyak per hari. Melihat kejadian itu, Handoyo belum bisa memastikan kapan sumur Blok Merangin II bisa beroperasi kembali. "Doakan segera selesai, agar bisa produksi lagi," urainya.Untuk menanggulangi blow out, Sele Raya telah bantuan dari Pertamina untuk mendatangkan personel well control guna melakukan evaluasi dan langkah-langkah tepat memadamkan api di sumur. "Pertamina memiliki sumber daya manusia, peralatan, dan pengalaman yang memadai untuk melakukan usaha-usaha tersebut," kata Handoyo.Handoyo mengisahkan, kejadian bermula saat pengeboran sumur dilakukan di kedalaman 2.160 kaki. Saat itu, terjadi semburan gas yang kemudian membakar menara pengeboran (rig). "Tak ada laporan korban jiwa. Dari pengamatan fisik dan gas detektor juga tak ditemukan kebocoran gas. Kini area lokasi telah disterilisasi," terangnya.Pasca kejadian, SKK Migas langsung menugaskan pekerja dari Divisi Survei dan Pengeboran, serta perwakilan SKK Migas wilayah Sumatera Bagian Selatan untuk berkomunikasi dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News