Blok Sanga-Sanga lepas, Saka Energi klaim untung



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) resmi mengambilalih hak pengelolaan Wilayah Kerja (WK) Sanga-Sanga dari VICO Indonesia pada 8 Agustus 2018. Pertamina pun menguasai 100% hak partisipasi atau participating interest (PI) di blok tersebut.

Dalam mengelola Blok Sanga-Sanga, Pertamina memutuskan untuk membentuk anak usaha baru, yaitu Pertamina Hulu Sanga-Sanga. Padahal PT Saka Energi Indonesia yang merupakan anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sekaligus cucu usaha Pertamina dalam Holding Migas, merupakan salah satu mitra VICO di Blok Sanga-Sanga.

Ditanya mengenai keputusan pengelolaan Blok Sanga-Sanga, Direktur Utama Saka Energi, Tumbur Parlindungan mengatakan, Saka Energi menyerahkannya kepada Pertamina. "Tanya Pertamina kalau hal ini," ujar dia kpadae Kontan.co.id, Minggu (19/8).


Saka Energi memang memiliki hak partisipasi di Blok Sanga-Sanga sebesar 26,25%. Hak partisipasi tersebut dibeli dari BP pada November 2016 dengan harga US$ 30 juta.

Tumbur mengklaim pembelian hak partisipasi Blok Sanga-Sanga yang dilakukan Saka Energi kurang dari dua tahun sebelum kontrak berakhir dan tidak merugikan perusahaan tersebut.

"Saka untung lebih dari 200% untuk hal ini. Kami masuk harga minyak berapa, dan kami keluar dengan harga minyak hampir dua kali dari posisi kami masuk. Hal itu belum ditambah efisiensi yang kami lakukan," klaim Tumbur. Harga minyak mentah Indonesia pada bulan November 2016 US$ 43 per barel. Saat ini harga minyak sudah hampir menyentuh US$ 70 per barel.

Selain di Blok Sanga-Sanga, Saka sedang menghadapi masalah kondisi kahar di Lapangan Kepodang. Di sana, Saka membeli 20% saham Sunny Ridge Offshore di Lapangan Kepodang.

Di luar itu, dengan melepas Blok Sanga-Sanga, manajemen yakin bisa mempertahankan produksi migas Saka Energi hingga akhir 2018. "Per Juli 2018, produksi migas Saka Energi rata-rata mencapai 52.000 barrels of oil equivalent per day (boepd)," ujar Tumbur.

Hingga akhir tahun ini, Saka memproyeksikan produksi migas rata-rata berada di kisaran 50.000 boepd. "Rata-rata 50.000 boepd, mungkin lebih," ujar Tumbur. Peningkatan produksi akan dilakukan di beberapa blok yang hak partisipasinya dimiliki Saka Energi. Beberapa di antaranya adalah Blok Muara Bakau, Fasken, Pangkah dan Ketapang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati