DENPASAR. Sejumlah warga miskin di Kota Denpasar mencairkan dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) di Kantor Pos Renon, Denpasar Sabtu (22/6).Bagi mereka, dana BLSM dapat sedikit membantu meringankan beban akibat melonjaknya harga kebutuhan pokok pasca kenaikan harga BBM. "Alhamdulillah senang bisa membatu kehidupan sehari-hari," ujar Utomo (44) warga Tukad Buaji Denpasar usai menerima dana BLSM.Namun, menurut Utomo dana BLSM sebesar Rp 300 ribu, jatah dua bulan, yang ia terima hari ini hanya cukup memenuhi kebutuhan hidup keluarganya selama 10 hari. Biaya hidup di Denpasar yang sangat tinggi mengakibatkan dana BLSM yang ia terima tak cukup menopang ekonomi keluarganya.Apalagi pria yang bekerja sebagai buruh proyek dengan pendapatan tidak menentu ini harus menghidupi istri dan tiga anaknya.Hal serupa juga dialami Jamali, warga miskin lainnya. Uang Rp 300 ribu yang ia terima hari ini hanya cukup untuk tambahan membayar uang kos. "Untuk bayar kos aja, sekarang kos sebulan Rp 400 ribu," kata pedagang bubur keliling ini.Bapak tiga anak ini harus tetap banting tulang berjualan bubur untuk dapat bertahan hidup di tengah lonjakan harga BBM dan kebutuhan pokok yang melambung tinggi. (Kompas.com)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BLSM dua bulan habis dalam 10 hari
DENPASAR. Sejumlah warga miskin di Kota Denpasar mencairkan dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) di Kantor Pos Renon, Denpasar Sabtu (22/6).Bagi mereka, dana BLSM dapat sedikit membantu meringankan beban akibat melonjaknya harga kebutuhan pokok pasca kenaikan harga BBM. "Alhamdulillah senang bisa membatu kehidupan sehari-hari," ujar Utomo (44) warga Tukad Buaji Denpasar usai menerima dana BLSM.Namun, menurut Utomo dana BLSM sebesar Rp 300 ribu, jatah dua bulan, yang ia terima hari ini hanya cukup memenuhi kebutuhan hidup keluarganya selama 10 hari. Biaya hidup di Denpasar yang sangat tinggi mengakibatkan dana BLSM yang ia terima tak cukup menopang ekonomi keluarganya.Apalagi pria yang bekerja sebagai buruh proyek dengan pendapatan tidak menentu ini harus menghidupi istri dan tiga anaknya.Hal serupa juga dialami Jamali, warga miskin lainnya. Uang Rp 300 ribu yang ia terima hari ini hanya cukup untuk tambahan membayar uang kos. "Untuk bayar kos aja, sekarang kos sebulan Rp 400 ribu," kata pedagang bubur keliling ini.Bapak tiga anak ini harus tetap banting tulang berjualan bubur untuk dapat bertahan hidup di tengah lonjakan harga BBM dan kebutuhan pokok yang melambung tinggi. (Kompas.com)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News