JAKARTA. Kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi berupa Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) tidak akan banyak membantu kenaikan daya beli masyarakat. Catatan Badan Pusat Statistik (BPS) dari pelaksanaan Bantuan Langsung Tunai (BLT) tahun 2005 menunjukkan, dari bantuan yang diberikan pemerintah sebanyak 60% untuk membayar utang. Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Wynandin Imawan mengatakan, berdasarkan hasil evaluasi BPS dalam penyaluran BLT pada 2005, memperlihatkan sebagian besar dana BLT digunakan bukan untuk konsumsi. "Jadi yang betul-betul dibelanjakan cuma 40%," katanya, Senin (1/7). Oleh karena itu, Wynandin berpendapat, dana-dana kompensasi seperti BLSM atau BLT yang tujuannya untuk membantu meningkatkan daya beli masyarakat, tidak akan berpengaruh banyak.
BLSM tak mampu dongkrak daya beli
JAKARTA. Kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi berupa Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) tidak akan banyak membantu kenaikan daya beli masyarakat. Catatan Badan Pusat Statistik (BPS) dari pelaksanaan Bantuan Langsung Tunai (BLT) tahun 2005 menunjukkan, dari bantuan yang diberikan pemerintah sebanyak 60% untuk membayar utang. Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Wynandin Imawan mengatakan, berdasarkan hasil evaluasi BPS dalam penyaluran BLT pada 2005, memperlihatkan sebagian besar dana BLT digunakan bukan untuk konsumsi. "Jadi yang betul-betul dibelanjakan cuma 40%," katanya, Senin (1/7). Oleh karena itu, Wynandin berpendapat, dana-dana kompensasi seperti BLSM atau BLT yang tujuannya untuk membantu meningkatkan daya beli masyarakat, tidak akan berpengaruh banyak.