JAKARTA. Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang menilai, kesulitan keuangan yang saat ini menimpa PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) disebabkan kesalahaan perusahaan itu sendiri. "Selama ini mereka tidak fokus ke bisnis inti. Mereka melakukan jasa pengangkutan, tapi juga jual beli kapal alias investasi," ungkap Edwin di Jakarta, Jumat (10/2).Karena tidak fokus pada bisnis utama inilah yang menyebabkan mereka terhimpit masalah utang seperti saat ini. Jika melihat kinerja secara keseluruhan, sebenarnya jasa pengangkutan untuk jenis LNG dan bahan kimia tidak terpukul begitu dalam. "Krisis di Eropa dan Amerika Serikat sebenarnya lebih berpengaruh pada kargo jenis komoditas," urai Edwin.Walaupun saat ini yang bermasalah adalah anak usahanya, tapi BLTA pun seperti tinggal menunggu waktu saja. Apalagi BLTA memiliki obligasi jatuh tempo, yaitu obligasi seri B yang jatuh tempo di kuartal II mendatang. Obligasi seri B tersebut juga memiliki sukuk ijarah I dan sukuk ijarah II seri A. Masing-masing akan jatuh tempo pada Juli dan Mei 2012 mendatang.Rencananya induk PT Buana Listya Tama Tbk (BULL) ini akan menerbitkan obligasi rupiah setara US$ 125 juta di semester pertama 2012 untuk membayar utang. Tapi, Edwin masih melihat rencana tersebut tidak dapat dilakukan BLTA. "Rating mereka sudah default, jadi siapa yang mau ngambil. Dengan rating sekarang mereka mau ngasih kupon berapa? Apalagi dana pensiun tidak bisa ambil karena ratingnya harus investment grade," ujar Edwin.Bahkan, Edwin menyebut, pihaknya akan langsung merekomendasikan jual untuk saham BLTA, begitu penghentian sementara perdagangan (suspensi) saham tersebut dicabut.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BLTA terhimpit utang karena tak fokus berbisnis
JAKARTA. Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang menilai, kesulitan keuangan yang saat ini menimpa PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) disebabkan kesalahaan perusahaan itu sendiri. "Selama ini mereka tidak fokus ke bisnis inti. Mereka melakukan jasa pengangkutan, tapi juga jual beli kapal alias investasi," ungkap Edwin di Jakarta, Jumat (10/2).Karena tidak fokus pada bisnis utama inilah yang menyebabkan mereka terhimpit masalah utang seperti saat ini. Jika melihat kinerja secara keseluruhan, sebenarnya jasa pengangkutan untuk jenis LNG dan bahan kimia tidak terpukul begitu dalam. "Krisis di Eropa dan Amerika Serikat sebenarnya lebih berpengaruh pada kargo jenis komoditas," urai Edwin.Walaupun saat ini yang bermasalah adalah anak usahanya, tapi BLTA pun seperti tinggal menunggu waktu saja. Apalagi BLTA memiliki obligasi jatuh tempo, yaitu obligasi seri B yang jatuh tempo di kuartal II mendatang. Obligasi seri B tersebut juga memiliki sukuk ijarah I dan sukuk ijarah II seri A. Masing-masing akan jatuh tempo pada Juli dan Mei 2012 mendatang.Rencananya induk PT Buana Listya Tama Tbk (BULL) ini akan menerbitkan obligasi rupiah setara US$ 125 juta di semester pertama 2012 untuk membayar utang. Tapi, Edwin masih melihat rencana tersebut tidak dapat dilakukan BLTA. "Rating mereka sudah default, jadi siapa yang mau ngambil. Dengan rating sekarang mereka mau ngasih kupon berapa? Apalagi dana pensiun tidak bisa ambil karena ratingnya harus investment grade," ujar Edwin.Bahkan, Edwin menyebut, pihaknya akan langsung merekomendasikan jual untuk saham BLTA, begitu penghentian sementara perdagangan (suspensi) saham tersebut dicabut.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News