Blue Bird bertahan di tengah tekanan transportasi online



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Blue Bird Tbk (BIRD) masih tertekan di tengah persaingan dengan ojek dan taksi online. Tapi, emiten sektor transportasi ini masih punya peluang tumbuh lewat kerja sama dengan sejumlah operator taksi online.

Blue Bird telah berusaha menguarkan inovasi dan kerja sama dengan mitra bisnis lain sehingga dapat terus bertahan dan berkembang. "Blue Bird dari sisi marketing bisa menampilkan keberagaman. Seperti memiliki apps sendiri, memiliki produk jasa layanan lain, hingga berkolaborasi dengan pemerintah dalam event annual meeting di Bali," ungkap Nafan Aji, analis Binaartha Sekuritas, Senin (17/12).

Sebagai catatan, Blue Bird menjalin kerja sama dengan Gojek dengan Go-Blue Bird pada Maret 2017. Walau belum mampu mendongkrak nilai pendapatan dan harga saham Blue Bird, namun langkah tersebut berhasil menekan penurunan kinerja.


Menilik laporan keuangan Blue Bird, emiten ini berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 3,11 triliun pada periode yang berakhir September 2018, menurun tipis 0,64% secara yoy.

Kendati membukukan penurunan pendapatan, pada periode tersebut perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 334,67 miliar, meningkat 10,77% secara yoy.

Hal ini menunjukan di tengah persaingan strategi bisnis transportasi darat, kinerja Blue Bird lebih terukur. "Buktinya, laba bersih Blue Bird tercapai pada kuartal III 2018," ujar Nafan.

Saham Blue Bird berada di Rp 2.700 pada Senin (17/12). Analis PT Panin Sekuritas William Hertanto merekomendasikan kepada pemegang saham untuk wait and see.

"Blue Bird dalam jangka pendek memang masih dalam fase bearish consolidation, namun dalam jangka panjang, sekitar 1-2 tahun, Blue Bird memiliki potensi upside ke level Rp 3.790," kata Nafan.

   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati