Blue Bird (BIRD) Lakukan Antisipasi di Tengah Kenaikan Harga Bahan Bakar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Blue Bird Tbk (BIRD) telah melakukan antisipasi atas tren kenaikan harga BBM non subsidi maupun pengetatan konsumsi BBM bersubsidi seperti Pertalite.

Wakil Direktur Utama Blue Bird Andre Djokosoetono mengaku, kenaikan harga BBM pada dasarnya memberikan dampak yang cukup luas, bukan hanya bagi sektor transportasi, melainkan juga beberapa sektor bisnis lainnya.

Saat ini, sebagian besar armada taksi Bluebird menggunakan bahan bakar Pertalite untuk operasional sehari-hari. “Di sisi lain, sebagian armada Bluebird lainnya sudah ada yang dikonversi bahan bakarnya menjadi CNG (compressed natural gas) dan menjadi taksi listrik,” ujar dia, Selasa (5/7).


Baca Juga: Memacu Penggunaan Kendaraan Listrik, Begini Target & Rencana Bisnis Blue Bird (BIRD)

Asal tahu saja, tahun ini Blue Bird berencana menambah armada taksi listrik sebanyak 50-75 unit, setelah sebelumnya perusahaan ini sudah memiliki 50 unit taksi listrik per tahun lalu. Jika terealisasi, maka nantinya Blue Bird akan memiliki 100—125 unit taksi listrik.

Terkait peluang adanya penyesuaian tarif layanan taksi di tengah tren kenaikan harga bahan bakar, Andre menyebut bahwa hal seperti itu akan lebih dahulu dikaji secara mendalam oleh Blue Bird. “Kami akan melihat beberapa faktor dalam penyesuaian tarif seperti potensi kenaikan harga yang terjadi,” imbuh dia.

 
BIRD Chart by TradingView

Sebagai informasi, harga BBM non subsidi sudah mengalami kenaikan dalam beberapa waktu terakhir. PT Pertamina (Persero) pun kini menjual BBM Pertamax seharga Rp 12.500 per liter. Sejumlah operator SPBU swasta juga sudah secara bertahap mengerek harga jual BBM-nya.

Di samping itu, pemerintah juga akan membatasi penggunaan BBM Pertalite, yang mana ke depannya aplikasi MyPertamina akan lebih dioptimalkan untuk pembelian BBM bersubsidi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .