KONTAN.CO.ID - BANDUNG. Pandemi Covid-19, memperlihatkan ketidaksiapan hampir semua sektor usaha. Mereka mengalami penurunan pendapatan, rugi, tutup, dan melakukan pemutusan hubungan kerja ( PHK). Salah satu perusahaan yang terkena imbas adalah Blue Bird. Perusahaan berbasis taksi ini mengalami penurunan. Apalagi sejumlah kota memberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB).
Baca Juga: Blue Bird (BIRD) sambut positif aturan pengendalian transportasi di era new normal Meski demikian, Direktur Utama Blue Bird Noni Purnomo tetap mempertahankan 40.000 pegawainya. Ia tetap memberikan tunjangan hari raya (THR) hingga beasiswa kepada anak para pegawai. “Perusahaan memang lagi susah, tapi banyak yang lebih susah,” ujar Noni dalam Webinar “Returning the Business in the New Normal Situation” Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB), Senin (15/6/2020). Noni menjelaskan, salah satu rahasia Blue Bird bisa bertahan adalah mereka memiliki neraca yang sangat kuat. Mereka pun konservatif dalam pengelolaan cashflow. Selain itu, Blue Bird masih bertahan karena hubungan baik dengan berbagai pihak dan kerja sama yang sudah terjalin. Strategi bisnis hadapi new normal Menghadapi new normal atau adaptasi kebiasaan baru (AKB), Blue Bird sudah menyiapkan berbagai strategi bisnis. Dimulai dengan mengoptimalkan the new digital business. Misalnya mengoptimalkan pembayaran EDC, kode QR, e-voucher, hingga pengiriman barang dengan sentuhan minimum. “Jadi, kita mengambil barang yang sudah ada dalam box, jadi pengemudi kita tidak memegang produk tersebut,” tutur dia. Kemudian, jaminan kebersihan. Masyarakat saat ini sangat memperhatikan perusahaan-perusahaan yang bisa dipercaya dalam jaminan kebersihan tersebut. Blue Bird sendiri, pergi dan pulang langsung ke pool. Itu artinya, kebersihan kendaraan lebih terkontrol.
Baca Juga: Begini upaya Blue Bird untuk mencegah penyebaran virus corona “Kebersihan adalah mata uang baru. Kami memeriksa kesehatan pengemudi, sterilisasi armada, hand sanitizer, jarak mobil, dan lainnya,” ungkapnya.
Selain itu, kolaborasi dengan berbagai pihak. Perusahaan harus bergerak cepat, namun terbatas sumber daya. Untuk itu, ia harus mencari partner yang bisa bergerak bersama dengan biaya rendah. Langkah lainnya, menciptakan segmen baru. Mulai dari pengalaman e-mobilitas, logistik Blue Bird, logistik, lelang mobil, dan lainnya. (Kontributor Bandung, Reni Susanti) Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul
"Di Tengah Kondisi Terburuk Pandemi Covid-19, Blue Bird Pilih Pertahankan 40.000 Karyawan ", Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto