KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Blue Bird Tbk (
BIRD) baru serap 40% dari total belanja modalnya. Tahun ini emiten taksi tersebut mengalokasikan belanja modal atau
capital expenditure (capex) mencapai Rp 1,5 triliun. Sekedar informasi, sumber dana tersebut 70% dari pinjaman bank dan sisanya dari internal perusahaan. Direktur Keuangan BIRD, Sandy Permadi menjelaskan serapan sampai akhir Juni memang terbilang kecil karena masih memperhatikan kondisi pasar yang sudah ada. Selain itu utilisasi kendaraan masih terus dipantau kondisinya. "Kami rencanakan akan tetap menggunakan belanja modal untuk peremajaan kendaraan dan juga investasi di bidang teknologi," kata Sandy, Selasa (3/7) lalu.
Tahun ini BIRD berencana meremajakan 4.000 unit kendaraanya. Sampai Juni kemarin sudah ada 1.500 unit kendaraan yang sudah diganti oleh kendaraan jenis
multi purpose vehicle (MPV). Rencananya tahun ini BIRD akan mengganti model armada Toyota Avanza Transmover dan juga sebagian kecil untuk Honda Mobilio. Sementara itu, BIRD belum ada rencana untuk menambah pembelian unit kendaran listrik. Sampai saat ini 25 unit merk BYD e6 A/T ddigunakan untuk armada Blue Bird dan 4 unit merk Tesla Model X 75D A/T untuk Silver Bird. Namun untuk Tesla belum beroperasi karena masih menunggu izin surat jalan dari Kementerian Perhubungan. Menurutnya saat ini manajemen masih belum memutuskan untuk membeli merk apalagi di tahun depan. Pasalnya studi akan dilakukan sampai akhir tahun model mana yang tepat untuk digunakan. Namun tak menutup kemungkinan selain dua merk tersebut BIRD akan membeli merk lain. "Selama harga, model dan juga pasca operasi model itu bisa dijual lagi bagaimana masih kita perhatikan," jelasnya. Sandy menjelaskan saat ini harga dari kendaraan listrik tersebut harganya belum kompetitif dibanding kendaraan lain. Hanya saja diharapkan bila pemerintah sudah mengeluarkan aturan dan insentif resmi dari kendaraan listrik maka membuat manajemen bisa memikirkan proyeksi pembelian dalam jumlah lebih banyak lagi. Selain itu, dana capex semester I-2019 untuk pembuatan jasa lelang. Pekan lalu, Blue Bird menggandeng Mitsubishi UFG dan Takari Kokoh membentuk usaha patungan. Ketiganya membangun perusahaan baru, yakni PT Balai Lelang Caready. Perusahaan patungan itu membutuhkan investasi sebesar Rp 23 miliar pada tahap awal. Adapun BIRD memiliki 51% kepemilikan modal di perusahaan tersebut. Saat ini balai lelang
offline sudah ada di Bekasi. Rencananya akan ada penambahan daerah baru namun belum dibeberkan lokasinya. Serambi memantapkan penjualan lelang lewat
online caready.co.id. "Tujuannya selain untuk jadi tempat penjualan mobil bekas Blue Bird juga untuk menjual mobil bekas dari perusahaan leasing serta masyarakat," jelasnya. Sekedar info, saat ini penjualan mobil bekas masih ada juga di pool Blue Bird dan tetap akan berjalan meski sudah ada platform bursa mobil bekas. Kontribusi kinerjanya masih kecil yakni di bawah 10% dari total pendapatan BIRD. "Tetapi tujuan akhir yakni untuk memperkuat ekosistem bisnis dari Grup Blue Bird," jelasnya.
Di semester II-2019, rencananya BIRD juga akan melaksanakan aksi korporasi baru. Bukan untuk menambah pendaanaan tambahan tetapi ekspansi bisnis diluar bisnis taksi. "Pendanaan kami masi leluasa untuk ekspansi bisnis yang menunjang ekosistem kami. Tunggu saja di akhir kuartal III-2019 atau paling tidak kuartal IV-2019," jelasnya. Sejatinya gerak-gerik ekspansi bisnis BIRD untuk berbisnis di luar taksi sudah terlihat dari awal tahun. Maret lalu, melalui anak usahanya, PT Trans Antar Nusabird membeli
shuttle PT Citra Tiara Global dengan merek Cititrans senilai Rp 115 miliar dengan menggunakan modal usaha perseroan. Rencananya Cititrans akan diperkuat di tiga sampai empat bandara-bandara di pulau Jawa. "Kita lagi jajaki untuk berbisnis shuttle baik di bandara internasional maupun nasional di Pulau Jawa," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Azis Husaini