JAKARTA. Langkah BPH Migas dan Ditjen Migas menelisik SPBU untuk mencari penyebab kerusakan fuel pump disambut baik oleh PT Blue Bird Group. Teguh Widjayanto, Humas Blue Bird bilang, sampai saat ini sudah ada 1.200 unit taksi yang mengalami kerusakan fuel pump. Blue Bird mengoperasikan Toyota Limo sebagai armada. Padahal, setengah di antara taksi tersebut masih dalam masa garansi. Sementara setengah fuel pump lain harus diganti dengan biaya Rp 2 juta lebih per unit. Keluhan kerusakan fuel pump sebetulnya sudah muncul sejak pertengahan Mei. Namun, keluhan terbanyak memang datang Jumat (23/7) silam. Kerusakan banyak terjadi pada mobil buatan 2007 ke atas. "Kami menyambut baik langkah pemerintah menginvestigasi SPBU khusus taksi karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak," tutur Teguh kepada KONTAN hari ini (26/7). Blue Bird bekerja sama dengan 17 SPBU yang letaknya dekat dengan pool. Teguh berharap, proses investigasi bisa berlangsung cepat sebab kerusakan fuel pump ini juga mengganggu kinerja para sopir. Keterbatasan pasokan fuel pump membuat mobil yang rusak harus menunggu sampai komponen datang. Maklum, sebagai komponen yang lambat terjual, stok fuel pump tak banyak dipasok Toyota Astra Motor. Widyawati Kepala Divisi Perencanaan Pemasaran dan Hubungan Pelanggan PT Toyota Astra Motor (TAM) pun mengakui masalah ini. Menurutnya, pelanggan memang mesti menunggu hingga maksimal seminggu agar dapat memperoleh fuel pump. Celakanya, pengaduan kerusakan onderdil yang satu ini terus meningkat dengan signifikan belakangan ini. Meski begitu, TAM belum berencana menarik ulang alias recall mobil yang mengalami kerusakan fuel pump. "Kami tidak menemukan penyebab kesalahan dari produk kami jadi kenapa kami harus menarik ulang?" tanyanya balik. Sebelumnya, Rouli H Sijabat, Humas TAM mengatakan, pada kondisi normal harusnya fuel pump seharga Rp 2,5 juta per unit ini bisa bertahan sampai empat tahun. Kini TAM pun tengah melakukan penyidikan penyebab kerusakan fuel pump. Penyebab kerusakan menurut Rouli sulit dilacak karena kerusakan terjadi pada model mobil dan tahun produksi yang beragam. "Tapi kami meyakini kualitas Pertamina, sampai hasil penelitian usai. Saat ini kami tidak mau mengambil kesimpulan penyebab kerusakan," lanjut Rouli.
Blue Bird Dukung Investigasi Kerusakan Fuel Pump
JAKARTA. Langkah BPH Migas dan Ditjen Migas menelisik SPBU untuk mencari penyebab kerusakan fuel pump disambut baik oleh PT Blue Bird Group. Teguh Widjayanto, Humas Blue Bird bilang, sampai saat ini sudah ada 1.200 unit taksi yang mengalami kerusakan fuel pump. Blue Bird mengoperasikan Toyota Limo sebagai armada. Padahal, setengah di antara taksi tersebut masih dalam masa garansi. Sementara setengah fuel pump lain harus diganti dengan biaya Rp 2 juta lebih per unit. Keluhan kerusakan fuel pump sebetulnya sudah muncul sejak pertengahan Mei. Namun, keluhan terbanyak memang datang Jumat (23/7) silam. Kerusakan banyak terjadi pada mobil buatan 2007 ke atas. "Kami menyambut baik langkah pemerintah menginvestigasi SPBU khusus taksi karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak," tutur Teguh kepada KONTAN hari ini (26/7). Blue Bird bekerja sama dengan 17 SPBU yang letaknya dekat dengan pool. Teguh berharap, proses investigasi bisa berlangsung cepat sebab kerusakan fuel pump ini juga mengganggu kinerja para sopir. Keterbatasan pasokan fuel pump membuat mobil yang rusak harus menunggu sampai komponen datang. Maklum, sebagai komponen yang lambat terjual, stok fuel pump tak banyak dipasok Toyota Astra Motor. Widyawati Kepala Divisi Perencanaan Pemasaran dan Hubungan Pelanggan PT Toyota Astra Motor (TAM) pun mengakui masalah ini. Menurutnya, pelanggan memang mesti menunggu hingga maksimal seminggu agar dapat memperoleh fuel pump. Celakanya, pengaduan kerusakan onderdil yang satu ini terus meningkat dengan signifikan belakangan ini. Meski begitu, TAM belum berencana menarik ulang alias recall mobil yang mengalami kerusakan fuel pump. "Kami tidak menemukan penyebab kesalahan dari produk kami jadi kenapa kami harus menarik ulang?" tanyanya balik. Sebelumnya, Rouli H Sijabat, Humas TAM mengatakan, pada kondisi normal harusnya fuel pump seharga Rp 2,5 juta per unit ini bisa bertahan sampai empat tahun. Kini TAM pun tengah melakukan penyidikan penyebab kerusakan fuel pump. Penyebab kerusakan menurut Rouli sulit dilacak karena kerusakan terjadi pada model mobil dan tahun produksi yang beragam. "Tapi kami meyakini kualitas Pertamina, sampai hasil penelitian usai. Saat ini kami tidak mau mengambil kesimpulan penyebab kerusakan," lanjut Rouli.