Blue Bird: Rerata pendapatan per taksi meningkat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Blue Bird Tbk (BIRD) terus mengembangkan bisnisnya tahun ini. Selain mengembangkan bisnis taksi, perusahaan ini juga mengembangkan segmen nontaksi. Asal tahu saja, bisnis taksi memang masih menjadi kontributor pendapatan utama disusul dari segmen sewa kendaraan.

Tahun lalu, bisnis kendaraan taksi tercatat berkontribusi Rp 3,42 triliun, kontribusi tersebut turun 1,5% ketimbang tahun 2017 yang tercatat Rp 3,47 triliun. Namun segmen sewa kendaraan tercatat meningkat 8,42% dari Rp 784,6 miliar menjadi Rp 850,65 miliar.

Awal tahun, perusahaan ini juga memperkuat bisnis shuttle antar kota antar provinsi (AKAP) dengan akuisisi Cititrans. Dengan tambahan armada 130 Cititrans, Blue Bird akan mengembangkan bisnis shuttle baik Jakarta-Bandung maupun rute-rute lainnya yang tengah digodok.


“Segmen shuttle adalah usaha kami untuk mendiversifikasi bisnis,” kata Michael kepada Kontan.co.id, Kamis (4/4).

BIRD juga bakal terus mengembangkan segmen taksi dengan terus melakukan investasi baik dari sisi armada maupun teknologinya. Apalagi terbukti di tengah gempuran taksi online, bisnis BIRD masih berkembang dan mampu menawarkan tarif yang kompetitif kepada pelanggannya.

“Kami juga sadar bahwa tarif kami cukup kompetitif saat ini, dan konsumen juga menyadari hal tersebut. Terlihat dari kenaikan rata-rata pendapatan per kendaraan,” lanjutnya.

Kendati tak menjabarkan berapa peningkatan rerata kendaraan yang terjadi, namun dirinya mengatakan tahun 2018 pendapatan per kendaraan naik. Selain itu, emiten taksi ini juga akan mengembangkan aplikasi My Blue Bird untuk bisa memberikan kemudahan bagi pelanggan mendapatkan armada taksi.

“(Pemesanan) Dari apps terus berkembang jumlahnya, tetapi memang lebih banyak yang stop di jalan atau melalui pangkalan-pangkalan Blue Bird di mal-mal dan gedung-gedung perkantoran,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati