Blue Bird tak khawatir jika IPO tertunda



JAKARTA. Jika melihat perkembangannya, sepertinya initial public offering (IPO) Grup Blue Bird tak bisa segera direalisasikan tahun ini. Namun, hal ini dianggap bukan menjadi halangan besar bagi ekspansi perusahaan.

Sigit P. Djokosoetono, Deputy Director Blue Bird bilang, IPO merupakan alternatif sumber pendanaan saja, dan IPO bukan incaran utama bagi perusahaan. "Karena selama 40 tahun, kami tidak pernah memiliki masalah dengan pinjaman," imbuhnya, (2/12).

Disinggung kapan waktu IPO Blue Bird bisa digelar, Sigit masih enggan mengungkapkannya. Termasuk soal potensi buku Juni, sebagai dasar IPO yang bakal kadaluarsa, dia juga enggan membicarakannya.


Saat ini, pihaknya mengaku menunggu konfirmasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Walaupun tak bisa memastikan kapan IPO, namun Sigit memastikan pihaknya berupaya memenuhi kekurangan IPO Blue Bird di mata OJK.

"Yang kurang, ya, hal-hal umum seperti perusahaan lain yang akan IPO, lah," ujar sigit. Pada kesempatan sebelumnya, Marchiano Herman, Direktur Utama Danareksa Sekuritas selaku salah satu penjamin emisi perhelatan IPO ini bilang, proses IPO Grup Blue Bird baru selesai sekitar 50%.

Jika melihat perkembangan itu pula, maka IPO senilai US$ 524 juta yang rencana awal dimulai awal November lalu kemungkinan besar tidak bisa direalisasi tahun ini.

"Tapi, enggak apa-apa, lah. Membuat produk, tidak harus pakai target waktu yang tegas, yang penting berusaha semaksimal mungkin dan penuhi apa yang kami bisa. Semuanya ada pertimbangannya," tutur Marchi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri