JAKARTA. Melemahnya daya beli masyarakat akibat perlambatan ekonomi membuat PT Blue Bird Tbk sulit menggenjot ekspansi tahun ini. Padahal, kemampuan perusahaan ini untuk melakukan penetrasi pasar masih besar. Sayang, situasi saat ini tidak memungkinkan. Toh, perusahaan taksi berkode saham BIRD itu masih optimistis mampu mencapai target pertumbuhan pendapatan 17% atau sekitar Rp 5,56 triliun dan pertumbuhan laba 11%-12% atau sekitar Rp 815,85 miliar sampai Rp 823,2 miliar, tahun ini. Walaupun pencapaiannya kali ini tak setinggi tahun lalu, perseroan ini memastikan jumlah penumpangnya tetap tumbuh. Manajemen Blue Bird menandaskan bisnisnya tak turun, melainkan pertumbuhan saja yang lambat. "Jumlah penumpang tahun ini lebih banyak dari tahun lalu," tandas Robert Rerimassie, Direktur Keuangan PT Blue Bird Tbk, kepada KONTAN, Kamis (22/10).
Namun, Ia mengakui, jumlah penumpang tersebut masih jauh dari harapan perusahaan. Sayang, ia tidak memerinci total penumpang Blue Bird hingga Oktober akhir ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kata dia, sebenarnya perusahaannya masih mempunyai pinjaman senilai Rp 750 miliar yang belum digunakan. Dana ini sedianya untuk membiayai ekspansi perusahaan. Sayang, kondisi pasar justru tidak siap. Untuk itu, Blue Bird memilih bersikap realistis dalam penambahan armada baru. Jika biasanya setiap tahunnya taksi berlogo burung biru itu menambah 4.500-4.000 unit, kali ini hanya menargetkan tambahan 1.500 unit. Perusahaan ini juga membeli 3.000 unit taksi baru guna kepentingan peremajaan rutin setiap 5 tahunan. "Pertamanya, total belanja modal kita Rp 2,1 triliun sampai Rp 2,5 triliun, tapi kami ubah jadi Rp 1,4 triliun sampai Rp 1,5 triliun tahun ini," jelas Robert. Sampai semester I-2015, Blue Bird baru merealisasikan dana belanja modal sekitar Rp 800 miliar. Di kuartal IV-2015, Blue Bird akan kembali melakukan penambahan armada. Perseroan ini berencana untuk menambah sekitar 700 armada taksi Toyota Limo sehingga melengkapi rencana pembelian 1.500 armada dan membeli 200 armada taksi MPV Mobilio agar bisa memenuhi target pengoperasian 300 unit sepanjang tahun. Dalam kesempatan itu, Robert memastikan, Blue Bird akan terus menambah jumlah armada taksi Mobilio yang dioperasikannya. Sebab, jika hanya beroperasi dalam jumlah sedikit, malah akan menaikkan biaya mekanik dan pembelian suku cadang. Namun, penambahan ini harus menunggu lampu hijau dari tiap daerah karena selama ini, rata-rata izin taksi masih menggunakan mobil jenis sedan. "Kami gak mungkin berhenti di 300 unit, kami target menambah sampai 2.000 unit dalam beberapa tahun ke depan," ujar Robert. Tambah pool taksi
Selain menggunakan 80% belanja modal untuk penambahan armada, sisa 20% belanja modal akan digunakan untuk membeli lahan untuk pembangunan pool baru dan membiayai pembangunan kantor baru. Walaupun jumlah armada yang dibeli tak banyak, menurut Robert, penambahan pool baru harus tetap dilakukan karena belum tentu di kemudian hari bisa mendapat lahan yang cukup menguntungkan. Pembangunan kantor baru diperkirakan menghabiskan dana sekitar Rp 180 miliar. Proyek yang sudah dimulai sejak pertengahan 2013 itu diharapkan selesai pada Maret 2016 nanti. Setelah rampung, kantor pusat Blue Bird akan berpindah seluruhnya di bangunan baru yang terletak persis di samping gedung yang lama di daerah Mampang, Jakarta Selatan. Terakhir, Blue Bird juga berekspansi ke Makassar pada 16 Juli lalu dengan 50 armada taksi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hendra Gunawan