BLUe Gas menjaga dompet tetap biru



JAKARTA. Bisnis penjualan produk konsumtif untuk kebutuhan sehari-hari masih belum terbebas dari bayangan lesunya daya beli. Salah satunya adalah bisnis gas untuk kebutuhan rumah tangga.

Salah satu pemain gas untuk rumah tangga adalah PT Blue Gas Indonesia dengan produk bermerek Blue Gas. Anak usaha dari PT Tigaraksa Satria Tbk (TGKA) ini tak berani memasang target muluk-muluk di tengah ketidakpastian pertumbuhan ekonomi pada tahun ini.

Di sisi lain, mereka harus bersaing dengan perusahaan pelat merah yang di beking negara. Seperti kita tahu, pemerintah ingin mengendalikan laju kenaikan harga. 


Salah satu yang dilakukan adalah dengan memerintahkan PT Pertamina menurunkan harga jual produk gas elpiji di kepada konsumen. Seperti kita tahu, belum lama ini harga elpiji ukuran 12 kilogram turun dari Rp 141.000 per tabung menjadi Rp 136.000. tabung.

Kondisi ini memaksa pebisnis swasta ikut memangkas harga agar tetap menjadi pilihan konsumen. Presiden Direktur PT Blue Gas Indonesia, Husein, menyebut perusahaannya juga telah menurunkan harga jual untuk tabung gas 5,5 kg  dari Rp 110.000 menjadi Rp 99.000 sejak akhir tahun lalu. Sementara harga tabung gas ukuran 2,65 kg yaitu Rp 55.000 per tabung.

Langkah ini mereka lakukan agar bisa menjaga pelanggan yang sudah ada. "Kami akan terus maintenance agar penjualan dan pendapatan tahun ini tidak menurun atau sama dengan 2015," katanya kepada KONTAN, Kamis (4/2).

Makanya Blue Gas tidak berencana menambah stasiun pengisian ulang lagi. Selain itu mereka juga belum berencana menambah jumlah tabung gas untuk ekspansi pasar. Saat ini Blue Gas memiliki stasiun pengisian gas 5,5 kilogram (kg) di Gresik dan Jakarta. Total kapasitas produksi 20.000 tabung per shift.

Meski tak ada ekspansi tahun ini, Husein berharap penjualan produk non gas seperti peralatan rumah tangga yakni kompor dan pemanas air bisa naik 10%-20%. Namun porsi penjualan produk non gas ini masih mini.

Dengan target konservatif ini, manajemen Blue Gas masih optimistis bisa mencetak pendapatan Rp 400 miliar tahun ini. "Sama seperti tahun lalu," ungkap Husein.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan