JAKARTA. Perusahaan penyedia produk baja lapis PT NS BlueScope Indonesia memperkuat jaringan retail dengan meluncurkan produk BlueScope Zacs. Produk ini merupakan baja lapis ringan yang telah dilapisi alumunium dan seng dengan teknologi khusus. Kini, BlueScope memiliki lebih dari 60 toko retail yang tersebar di Jakarta, Balikpapan, Malang, Banjarmasin, dan Makassar. BlueScope memprediksi pertumbuhan industri baja tahun depan tinggi. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi, pembangunan infrastruktur, dan peralihan masyarakat dalam menggunakan material baja ringan.
Saat ini, segmen pasar baja ringan terbagi menjadi segmen proyek dan retail. Segmen proyek diprediksi akan terus bertumbuh, sejalan dengan rencana pemerintah dalam percepatan infrastruktur. Begitu halnya, dengan segmen retail yang mulai banyak menggunakan baja lapis. ”
Co-branding merupakan salah satu strategi kami untuk memperkuat posisi di retail. Target rata-rata pertumbuan kami sekitar 5%,” Tirta Prabowo VP Channel dan Business Development PT NS BlueScope Indonesia kepada KONTAN di Jakarta, Minggu (4/12). BlueScope memiliki kapasitas produksi sekitar 265.000 ton per tahun. Pabriknya berada di Cilegon dengan kapasitas 210.000 ton pertahun untuk baja lapis logam, dan 55.000 ton pertahun untuk baja bercat. Sementara, perusahaan mencatat total
demand baja lapis di Indonesia adalah 1,3 juta ton per tahun. ”Sehingga dapat dilihat bahwa kami merupakan perusahaan lokal yang memiliki
market share untuk baja lapis terbesar,” imbuhnya. BlueScope juga optimistis, permintaan pasar baja ringan di Indonesia akan membaik. Seiring dengan membaiknya pertumbuhan pasar industri baja lapis. Manajemen memprediksi, akan banyak pihak-pihak yang siap memilih produk premium untuk investasi jangka panjang. ”Untuk itu, perkuatan jaringan distribusi sangat penting untuk memberi kemudahan akses beli,” terangnya. Selain menyediakan produk premium, BlueScope juga mengawal proses pemasangan. BlueScope meningkatkan kompetensi tukang melalui BlueScope Training Center. Dalam lima tahun ini, perusahaan menargetkan bisa melatih dan memberi sertifikasi pada 5000-10.000 tukang.
Berdasar catatan KONTAN, Bluescope mengklaim banyak dipakai untuk beberapa proyek infrastruktur besar seperti pengembangan Terminal 3 Bandar Udara Soekarno Hatta dan proyek Indonesia Convention Exhibition di BSD, Tangerang. Presiden Direktur Bluescope Indonesia Simon Linge hanya mempromosikan bahwa produk mereka sudah banyak dipakai oleh berbagai jenis bangunan di Indonesia. Selain itu, mereka yakin produk ini bisa bersaing di pasar Indonesia. Apalagi mereka mengklaim telah mengantongi sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI). Bluescope menyebut selama ini mendapat bahan baku baja dari perusahaan dalam negeri yakni Krakatau Steel. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto