Bluescope Indonesia Akan Membangun Pabrik Baru



JAKARTA. Produsen baja Bluescope Steel Group berencana mengoperasikan empat pabrik baru di Indonesia pada tahun ini. Ekspansi ini merupakan rangkaian dari rencana bisnis perusahaan dalam tiga tahun ke depan.

Presiden Direktur PT NS Bluescope Indonesia, Cheong Ku Wei bilang ekspansi ini akan menelan investasi sekitar US$ 5 juta hingga US$ 8 juta. Nah, "Untuk tahun ini kemungkinan akan terserap US$ 4 juta," katanya Jumat (21/6).

Untuk lokasi empat pabrik ini, perusahaan telah mengincar beberapa kota di Indonesia, antara lain Semarang, Makassar, Palembang, dan Pekanbaru. Dalam dua tahun ke depan, produsen baja asal negeri Kanguru ini juga akan membangun masing-masing tiga pabrik tiap tahun. Lokasinya juga akan dicari di beberapa kota yang kondisi ekonominya tumbuh cukup baik. Salah satu kota yang diincar Bluescope untuk pabrik berikutnya adalah Manado, Sulawesi Utara.


Dengan begitu, dalam tiga tahun ke depan Bluescope akan membangun setidaknya 10 pabrik baru. Rencana penambahan pabrik ini termasuk pembangunan pabrik untuk anak usaha Bluescope yaitu PT NS Bluescope Lysaght Indonesia yang telah beroperasi sejak tahun 1973 dengan nama PT BRC Lysaght Indonesia.

Catatan saja, PT NS Bluescope Indonesia adalah produsen produsen baja lapis logam. Sejak tahun 1995 Bluescope Indonesia juga memproduksi baja lapis cat alias coated. Sementara NS Bluescope Lysaght Indonesia adalah perusahaan penyedia baja lapis untuk atap dan dinding.

Saat ini, NS Bluescope Indonesia telah memiliki pabrik yang berlokasi di Cilegon, Banten. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi baja lapis logam sebesar 210.000 ton per tahun. Sementara untuk produk baja lapis cat, kapasitas produksinya sebesar 55.000 ton per tahun. "Saat ini utilisasi produksi kami sudah sekitar 85% hingga 90%," jelas Cheong.

Pada tahun 2012 , Wei bilang volume penjualan perusahaan mencapai 180.000 ton. Untuk tahun 2013, ia optimis penjualan perusahaan bisa naik 22,2% menjadi 220.000 ton.

Keyakinan ini didorong oleh tumbuh suburnya proyek-proyek infrastruktur baik di segmen residensial maupun kebutuhan industri. Tiap tahun, menurut Cheong rata-rata permintaan baja lapis tumbuh 10%.

Cheong menuturkan, dari total penjualannya di Indonesia, sekitar 40% produksi baja Blueschope diserap oleh sektor industri. Sementara 60% digunakan untuk produk-produk residensial.

Sementara itu secara global, NS Bluescope Steel Limited juga bekerja sama dengan Nippon Steel & Sumitomo metal Corporation di tahun ini. Kerja sama yang dilakukan di tujuh negara ini akan menambah varian produk mereka. Nantinya, dengan produk dan varian baru ini, Bluescope berharap bisa merambah ke segmen baru. Diantaranya produk baja lapis untuk material peralatan rumah tangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi