BMKG: Bukan Gelombang Panas, Cuaca Terik Bisa Terjadi hingga Pertengahan Mei



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. BMKG meminta masyarakat mewaspadai cuaca amat panas atau terik yang bisa terjadi hingga pertengahan Mei nanti. Tapi, BMKG memastikan, cuaca terik di Indonesia bukan gelombang panas.

Berdasarkan data hasil pengamatan BMKG, suhu maksimum terukur selama periode 10-12 Mei 2022 berkisar antara 33,8°C hingga 36°C. Suhu maksimum tertinggi 36°C terjadi di wilayah Tangerang, Banten. 

Sementara suhu maksimum tertinggi di Indonesia selama April dalam 4-5 tahun terakhir sekitar 38,8°C di Palembang pada 2019. Sedangkan sepanjang Mei sekitar 38,8 °C di Temindung, Samarinda pada 2018.


"Kondisi suhu panas atau terik pada siang hari masih harus diwaspadai hingga pertengahan Mei," tulis akun Instagram BMKG, dikutip Kamis (12/5).

Baca Juga: Suhu Panas Terjang Indonesia, Ini Penyebab dan di Daerah Mana Saja Menurut BRIN

Menurut BMKG, pemicu fenomena cuaca amat panas yang terjadi pada siang hari adalah posisi semu matahari saat ini sudah berada di wilayah utara ekuator, yang mengindikasikan sebagian wilayah Indonesia akan mulai memasuki musim kemarau.

Di musim kemarau, tingkat pertumbuhan awan dan fenomena hujan akan sangat berkurang. Sehingga, cuaca cerah pada pagi menjelang siang hari akan cukup mendominasi.

Dominasi cuaca yang cerah dan tingkat perawanan yang rendah tersebut bisa mengoptimumkan penerimaan sinar matahari di permukaan Bumi.  

"Sehingga, menyebabkan kondisi suhu yang dirasakan oleh masyarakat menjadi cukup terik pada siang hari," kata akun Instagram BMKG.

Baca Juga: Cuaca Besok di Jawa dan Bali: Denpasar Hujan Ringan, Bandung Hujan Sedang

Hanya, BMKG memastikan, suhu panas terik yang terjadi di wilayah Indonesia bukan fenomena gelombang panas. 

Menurut Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), gelombang panas atau heatwave merupakan fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan selama lima hari atau lebih secara berturut-turut.

"Di mana suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata hingga 5°C atau lebih," ungkap akun Instagram BMKG.

Fenomena gelombang panas biasanya terjadi di wilayah lintang menengah-tinggi, seperti Eropa dan Amerika, yang dipicu oleh kondisi dinamika atmosfer di lintang menengah. 

"Sementara yang terjadi di wilayah Indonesia adalah fenomena kondisi suhu panas/terik dalam skala variabilitas harian," sebut akun Instagram BMKG.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: S.S. Kurniawan