BMKG: Erupsi Gunung Tangkuban Parahu tak akan picu aktivitas sesar Lembang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Erupsi freatik Gunung Tangkuban Parahu, Jawa Barat, Jumat sore (26/7) pukul 15.48 WIB tidak membangkitkan sesar Lembang. Aktivitas Gunung Tangkuban Parahu terekam dengan baik oleh sensor seismograph Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) di Stasiun Seismik Lembang (LEM).

Waktu tiba gelombang seismik tercatat pukul 15.50 WIB dengan durasi sekitar 4 menit. Letusan Gunung Tangkuban Parahu tak hanya mengeluarkan hujan abu, tapi juga membuat warga panik.

Pasca erupsi freatik Gunung Tangkuban Parahu, banyak pertanyaan dilontarkan masyarakat terkait apakah erupsi Gunung Tangkuban Perahu dapat memicu gempa tektonik Sesar Lembang?


Baca Juga: Benarkah letusan Tangkuban Perahu tiba-tiba? Ini penjelasan pakar gunung api

Menjawab pertanyaan ini, Daryono selaku Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG menjawab tidak. "Karena gempa tektonik lazimnya disebabkan oleh interaksi antar lempeng tektonik atau aktivitas sesar aktif, bukan karena erupsi freatik gunung api," kata Daryono kepada Kompas.com, Sabtu (27/7).

Catatan seismik erupsi Tangkuban Parahu. Catatan seismik erupsi Tangkuban Parahu. Erupsi freatik adalah letusan yang tekanannya berasal dari pemanasan air tanah di bawah dasar kawah. Pemanasan yang konstan berlangsung di dasar kawah akan meningkatkan terbentuknya tekanan uap air yang kemudian meletup ke permukaan.

Daryono juga menerangkan, erupsi freatik adalah fenomena lokal. Sementara jarak antara Gunung Tangkuban Parahu dengan Sesar Lembang sejauh 6,96 km sehingga erupsi ini tidak akan memengaruhi kondisi tektonik Sesar Lembang.

Baca Juga: Erupsi Gunung Tangkuban Parahu kali ini lebih besar dari letusan 2013

"Kami mengimbau agar masyarakat Subang, Lembang, Bandung, dan sekitarnya tidak perlu cemas dan takut. Terkait Sesar Lembang, BMKG akan terus memonitor aktivitas seismiknya selama 24 jam selama 7 hari secara terus menerus. Selanjutnya BMKG akan segera menginformasikan kepada masyarakat jika ada peningkatan aktivitas kegempaan Sesar Lembang," kata Daryono.

Editor: Khomarul Hidayat