KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau pada April 2024. Meski begitu, tidak semua wilayah secara serentak mengalami awal musim kemarau pada April. Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG Supari menuturkan, awal musim kemarau di beberapa wilayah Indonesia terjadi pada April, Mei, dan Juni.
“Awal musim kemarau tidak terjadi bersamaan. Ada yang mulainya April, ada yang Mei, ada yang Juni,” ujar Supari saat dihubungi Kompas.com, Senin (29/4/2024). “Jadi tidak bisa disebut satu waktu untuk seluruh wilayah Indonesia,” lanjutnya. Musim kemarau di Indonesia tersebut terjadi seiring aktifnya Angin Timuran atau yang lebih dikenal sebagai Monsun Australia. Lantas, kapan puncak musim kemarau 2024?
Prediksi puncak musim kemarau 2024
Supari menyampaikan, puncak musim kemarau 2024 di wilayah Indonesia akan terjadi pada bulan Agustus. Puncak musim kemarau pada Agustus 2024 terjadi di 317 Zona Musim (ZOM) atau 45,61 persen dari keseluruhan ZOM Indonesia. Adapun puncak musim kemarau yang terjadi Agustus 2024 meliputi wilayah:
- Sebagian Sumatera Selatan
- Jawa Timur
- Sebagian besar Pulau Kalimantan
- Bali
- Nusa Tenggara Barat (NTB)
- Nusa Tenggara Timur (NTT)
- Sebagian besar Pulau Sulawesi
- Maluku
- Sebagian besar Pulau Papua.
Sementara 217 ZOM atau 31,22 persen dari total ZOM di Indonesia akan mengalami puncak musim kemarau pada Juli 2024. Adapun wilayah yang dilanda puncak musim kemarau pada Juli 2024 yakni sebagian besar Pulau Sumatera dan sebagian besar Pulau Jawa.
Baca Juga: Waspada! Jakarta berpotensi diguyur Hujan Disertai Kilat dan Angin Besok, Rabu (1/5) Namun begitu, terdapat beberapa wilayah yang mengalami puncak musim kemarau pada September 2024 sebanyak 68 ZOM atau 9,78 persen dari total ZOM Indonesia. Wilayah berpotensi musim kemarau di atas dan bawah normal Supari menuturkan, sejumlah wilayah Indonesia nantinya berpotensi dilanda musim kemarau di atas dan di bawah normal. Hal itu berdasarkan perbandingan terhadap rata-rata klimatologi wilayahnya pada periode 1991-2020. “Musim kemarau bersifat di atas normal, artinya curah hujan yang jatuh selama periode musim kemaraunya lebih tinggi dari normalnya, atau dengan kata lain, kemarau akan lebih basah dari biasanya,” tutur dia. “Sebaliknya, sifat musim kemarau di bawah normal yaitu lebih kering dibandingkan biasanya,” sambungnya. Adapun wilayah yang mengalami musim kemarau di atas normal sebanyak 279 ZOM dan di bawah normal 61 ZOM. Musim kemarau yang berada di atas dan bawah normal itu dilihat dari akumulasi curah hujan pada periode kemarau tersebut. Berikut rincian wilayah Indonesia yang berpotensi mengalami musim kemarau di atas dan di bawah normal:
Baca Juga: Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan La Nina Terjadi? Wilayah berpotensi musim kemarau di atas normal:
- Sebagian kecil pesisir selatan Sumatera Barat
- Bengkulu
- Sumatera Selatan
- Lampung
- Sebagian besar Pulau Jawa
- Bali
- NTB
- NTT
- Sebagian Kalimantan Barat
- Sebagian Kalimantan Tengah
- Sebagian Kalimantan Selatan
- Sebagian Kalimantan Timur
- Sebagian kecil Kalimantan Utara
- Bagian selatan Sulawesi Selatan
- Bagian selatan Sulawesi Tenggara
- Sulawesi Barat
- Bagian utara Gorontalo
- Bagian utara Sulawesi Utara
- Sebagian Maluku
- Sebagian Papua Barat
- Sebagian besar Papua Selatan.
Wilayah berpotensi musim kemarau di bawah normal:
- Sebagian kecil Aceh
- Sebagian kecil Sumatera Utara
- Sebagian kecil Riau
- Sebagian Kepulauan Bangka belitung
- Sebagian Jawa Timur
- Sebagian Kalimantan Barat
- Sebagian Sulawesi Selatan
- Sebagian Sulawesi Tenggara
- Sebagian Sulawesi Tengah
- Sebagian NTT
- Maluku Utara
- Sebagian Papua Barat
- Sebagian Papua Tengah
- Sebagian Papua Selatan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "
Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?" Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie