KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menegaskan potensi gempa di zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut tidak untuk menakut-nakuti masyarakat dan wisatawan. Tetapi, bertujuan untuk persiapan mitigasi bencana di daerah rawan gempa dari sisi pemerintah. "Bukan untuk menakut-nakuti, tapi untuk kita siap, jadi pemerintah daerah di daerah yang rawan gempa tsunami agar lebih giat menyiapkan mitigasi," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat ditemui di gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (19/8).
Baca Juga: Ini Wilayah yang Berpotensi Alami Gempa Megathrust Menurut BMKG Dwi melanjutkan, ada pun mitigasi yang dimaksud meliputi edukasi kepada publik mengenai apa yang harus disiapkan sebelum terjadi gempa bumi. Serta, dapat memetakan zona-zona merah dan tata ruang bangunan. Selain itu, tambanya, mitigasi bencana juga dapat dilakukan melalui edukasi kepada anak-anak hingga lansia. "Apa yang harus dilakukan kalau terjadi gempa, apakah sudah reflek menunduk melindungi diri kalau terjadi gempa. Lalu kalau kita di dekat pintu (saat terjadi gempa) langsung keluar, kalau sedang di atas jangan turun tangga saat goyang-goyang," terangnya. Lebih lanjut, disampaikan bahwa peringatan soal potensi gempa di zona megathrust ini bukanlah peringatan dini. Tidak merujuk kepada peringatan bahwa gempa akan terjadi dalam hitungan jam.
Prediksi potensi gempa megathrust
Sebelumnya diberitakan Kompas.com (12/8) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa megathrust di Indonesia tinggal menunggu waktu. Hal tersebut dikatakan Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono ketika menyinggung kekhawatiran ilmuwan Indonesia soal seismic gap Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut.
Baca Juga: Berkenalan dengan Megathrust Selat Sunda, Mampu Sebabkan Gempa Besar dan Tsunami Untuk diketahui,
seismic gap adalah wilayah di sepanjang batas lempeng aktif yang tidak mengalami gempa besar atau gempa selama lebih dari 30 tahun. BMKG memperkirakan, Megathrust Selat Sunda bisa memicu gempa dahsyat dengan kekuatan maksimal M 8,7 dan Megathrust Mentawai-Siberut M 8,9.
"Rilis gempa di kedua segmen megathrust ini boleh dikata 'tinggal menunggu waktu' karena kedua wilayah tersebut sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar,” ujar Daryono dalam keterangan resminya, Minggu (11/8). Artikel ini telah tayang di Kompas.com berjudul: "BMKG Tegaskan soal Gempa Megathrust, Tidak untuk Takuti Wisatawan" Klik untuk baca: https://travel.kompas.com/read/2024/08/20/101000527/bmkg-tegaskan-soal-gempa-megathrust-tidak-untuk-takuti-wisatawan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi