KONTAN.CO.ID - MUNICH. BMW Group telah menyerahkan lebih dari 100.000 kendaraan listrik kepada pembelinya sepanjang 2017. Langkah tersebut sekaligus menjadi tonggak sejarah dalam perjalanan menuju ke mobilitas masa depan. BMW Group menjadikan momen tersebut sebagai lambang transformasi teknologi dalam industri kendaraan bermotor.

“Berhasil menjual 100.000 unit kendaraan listrik dalam satu tahun merupakan sebuah pencapaian penting," kata Harald Krüger, Chairman of the Board of Management dari BMW AG dalam rilis media, Selasa (19/12).

Sejak BMW i3 diperkenalkan kepada publik pada tahun 2013, BMW telah mengirim lebih dari 200.000 kendaraan listrik kepada pelanggan di seluruh dunia. Ke depannya E-mobility akan menjadi salah satu tolak ukur kesuksesan BMW Group.

Generasi ke lima dari motor listrik dan teknologi baterai yang tersedia mulai tahun 2021 menggunakan perangkat elektrik modular terukur yang dapat disesuaikan dengan semua model dan jenis penggerak kendaraan. Untuk sub-brand kendaraan listrik BMW i, yang didirikan sejak tahun 2011, BMW Group telah mengamankan hak penamaan dari BMW i1 sampai dengan i9, begitu juga dengan BMW iX1 sampai iX9.

Tahun depan BMW Group akan menghadirkan BMW i8 Roadster, diikuti kendaraan listrik MINI di tahun 2019. BMW X3 versi elektrik akan hadir di tahun 2020, dan juga kendaraan andalan BMW iNext di tahun 2021.

Kendaraan BMW iNext akan kombinasikan kendaraan elektrik, dengan teknologi otonom, dan interior kendaraan yang penuh dengan layanan konektivitas inovatif yang pertama kalinya diperkenalkan untuk kendaraan produksi massal.

Kendaraan listrik memiliki permintaan tinggi di Eropa Barat dan Amerika. Sebanyak 7% dari seluruh penjualan kendaraan BMW di kedua pasar tersebut adalah kendaraan listrik. Pada wilayah Skandinavia, BMW i3 menjadi model kendaraan dengan penjualan paling tinggi, satu dari empat kendaraan yang dijual BMW di sana adalah kendaraan listrik. Di Jerman, pendaftaran kendaraan full elektrik dan plug-in hybrid dari BMW Group melebihi angka 10,000 unit di tahun ini saja.

Editor: Rizki Caturini