BMW: Pasar otomotif di AS akan berjalan lambat akibat corona



KONTAN.CO.ID - FRANKFURT. BMW mengatakan penjualan mobil mewah di China rebound pada April, tetapi produsen otomotif premium asal Jerman ini memperingatkan bahwa pasar lain termasuk Amerika Serikat akan sangat lambat untuk pulih dari pandemi korona.

Awal bulan ini BMW menurunkan ekspektasi laba untuk divisi otomotif dan sepeda motornya, karena permintaan yang lebih buruk dari perkiraan dan akan berlanjut pada kuartal kedua.

Baca Juga: Pelonggaran Lockdown Jadi Tanggung Jawab Setiap Negara Bagian di Jerman


"Setidaknya ada secercah harapan yang datang dari China," kata Chief Executive BMW Oliver Zipse dikutip channelnewsasia dari Reuters.

"Sayangnya, pasar tunggal terbesar kami hanya digunakan secara terbatas sebagai cetak biru untuk pengembangan di pasar lain," tambahnya.

Setelah penjualan China turun 88% pada Februari 2020, pengiriman naik 14% pada April, berkat permintaan yang meningkat. "Ekonomi di Eropa telah dipengaruhi oleh berbagai tingkat pandemi, misalnya. Permintaan mobil di negara-negara seperti Spanyol, Italia dan Inggris mungkin akan sangat lambat untuk pulih. Hal yang sama berlaku untuk AS," kata Zipse.

Baca Juga: Terdampak corona, Rolls-Royce mempertimbangkan memangkas 15% karyawannya

Pabrikan yang berbasis di Munich ini secara bertahap meningkatkan produksi dan pekan lalu membuka kembali pabriknya di Goodwood, Inggris, pabrik di Spartanburg, Amerika Serikat dan pabrik perakitan sepeda motor di Berlin.

Minggu ini BMW memulai kembali produksi di Dingolfing, Bavaria dan Senin depan produsen mobil ini akan kembali mengoperasikan pabrik di Munich Jerman, Regensburg dan Leipzig, serta fasilitas di Oxford, Inggris, Rosslyn, Afrika Selatan dan San Luis Potosi di Meksiko.

Editor: Handoyo .