BNBR akan lunasi utang dengan pinjaman bank



JAKARTA. Rencana PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) untuk menerbitkan obligasi senilai US$ 150 juta kemungkinan batal. Menurut sumber KONTAN, penerbitan surat utang tersebut batal lantaran anak usaha BNBR, yakni PT Bumi Resources Tbk (BUMI), juga berniat menjual surat utang ke pasar. Bahkan, BUMI telah menawarkan obligasi US$ 700 juta kepada para krediturnya. Karena itu, "Rencana penerbitan obligasi global tidak akan dilakukan BNBR," ujar seorang pejabat di Grup Bakrie.

Akibat pembatalan itu, saat ini BNBR tengah melakukan negosiasi dengan lembaga keuangan asing untuk memberikan pinjaman hingga sebesar Rp 1 triliun.

Rencananya, kata si sumber, BNBR akan menggunakan dana itu untuk melunasi utang yang akan jatuh tempo tahun ini kepada sejumlah kreditur.


Beberapa utang yang harus dilunasi BNBR di antaranya, utang kepada Ascention Ltd Seychelles sebesar US$ 30 juta dan Bank Sarasin Rabo (Asia) sebesar US$ 55 juta. BNBR sejatinya mendapat pinjaman dari Ascention US$ 42,10 juta. Namun sebagian dari pinjaman ini sudah dibayar Agustus lalu. Oh ya, pinjaman ini dijamin dengan 761.904.761 saham PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk (UNSP) dan 50.793.650 waran UNSP.

Adaupun pinjaman dari bank Sarasin baru akan jatuh tempo pada 4 Desember 2010 mendatang. Pinjaman ini dijamin dengan 200 juta saham UNSP, 455 juta saham BUMI, 508 saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) dan 781,54 juta saham Bakrie Telecom Tbk (BTEL).

Ketika di konfirmasi, Direktur Keuangan BNBR Eddy Soeparno membenarkan bahwa perusahaannya tengah menjajaki pinjaman baru untuk melunasi utang yang akan jatuh tempo tahun ini. "Kami memang sedang melakukan negosiasi dengan beberapa kreditur," ujarnya, kemarin.

Kontribusi PET Meningkat

Namun, Eddy belum memastikan kapan pinjaman baru tersebut bisa dicairkan. Yang jelas, kata dia, manajemen BNBR terus berusaha memangkas beban utang. Ia menaksir bunga pinjaman baru berkisar 12% setahun, lebih rendah ketimbang bunga pinjaman lama yang mencapai 15% setahun.

Eddy menambahkan, tahun ini pendapatan BNBR diperkirakan bakal lebih tinggi ketimbang tahun lalu. Salah satu sumber pendapatan terbesar dari cucu usahanya, yaitu Petromine Energy Trading (PET). Edy menaksir hingga akhir tahun kontribusi pendapatan PET kepada BNBR bisa mencapai Rp 6 triliun-Rp 6,5 triliun. "Kontribusi PET terhadap pendapatan BNBR sampai Juni sudah sekitar Rp 2,5 triliun," tambahnya

Saat ini PET merupakan salah satu pemasok bahan bakar bagi perusahaan tambang di bawah BUMI, seperti Kaltim Prima Coal. Menurut Eddy margin bisnis bahan bakar ini tidak terlalu besar, sekitar 10%.

Analis AM Capital Janson Nasrial berpendapat, pinjaman bank yang akan digunakan BNBR untuk membayar utang akan membebani neraca keuangan emiten ini. "Beda jika BNBR menerbitkan obligasi berdenominasi dollar AS, kuponnya paling sekitar 9%-10%," ujarnya.

Ia menduga, BNBR gagal meraup dana dari penerbitan obligasi global. Jason pun tidak merekomendasikan investor menyentuh saham ini.

Kemarin harga BNBR turun 1,8% menjadi Rp 54 per saham

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie