BNBR Berniat Lunasi Utang Repo Rp 270 Miliar



JAKARTA. PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dalam waktu dekat akan mendapatkan dana segar. Dana tersebut merupakan hasil investasi yang ditanamkan Grub Bakrie sebesar US$ 36 juta pada hegde fund alias perusahaan investasi. Nilainya mencapai US$ 52 juta."Kami akan mendapatkannya pada Oktober nanti," kata Direktur Keuangan BNBR Eddy Soeparno. Artinya, dari investasinya selama dua tahun, BNBR berhasil mengantongi keuntungan sebesar US$ 16 juta. Sayang, Eddy enggan mengatakan perusahaan investasi yang mengelola dananya.Yang pasti, dana ini dialokasikan hedge fund tersebut untuk mengembangkan lahan green field kelapa sawit. Menurut Eddy, dana ini bisa saja diperpanjang jika hedge fun tersebut menawarkan imbal hasil yang lebih menarik. "Kalau kami ditawari IRR (internal rate of return) sebesar 30% maka kami akan ambil. Saat ini IRRnya sebesar 25%," tegasnya.Eddy bilang, kemungkinan besar dana yang didapatnya ini akan digunakan untuk melunasi utang-utang repurchase agreement (repo). Sebabnya, utang ini sangat membebankan BNBR. "Kalau utang repo itu, saat harga sahamnya jatuh, maka kami harus top up, ini membebankan," pungkasnya.Berdasarkan laporan keuangan BNBR pada kuartal I 2010, total utang repo BNBR mencapai Rp 314,99 miliar. Angka ini naik dari posisi periode yang sama tahun lalu, Rp 308,48 miliar. Utang repo ini antara lain berasal dari PT Harus Capital Pte. Ltd sebesar US$ 25 juta. Utang ini diperoleh BNBR pada 14 September 2009 dan akan jatuh tempo satu tahun kemudian dengan tingkat bunga 15%. Pinjaman ini dijamin dengan saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dengan harga yang setara US$ 50 juta.Selain itu, pada 3 Februari 2010, BNBR memperoleh fasilitas dari Ascentions Ltd., Seychelles sebesar Rp 400 miliar. BNBR menjaminkan saham PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP sebanyak 761,9 juta saham dan waran UNSP sebesar 50,79 juta. BNBR harus membayar utang ini pada Mei 2010 sebesar Rp 200 miliar dan Agustus 2010 sebesar Rp 200 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie