BNBR Cetak Kerugian Rp 12 Triliun



JAKARTA. Kinerja keuangan PT Bakrie & Brother Tbk (BNBR) tahun 2013 tenggelam. Perusahaan investasi Grup Bakrie tersebut membukukan kerugian jumbo, yakni sebesarĀ  Rp 12,73 triliun. Padahal pada periode sebelumnya, BNBR masih bisa mencetak keuntungan Rp 127,77 miliar.Salah satu biang kerok kerugian BNBR adalah pendapatan yang merosot drastis. Kinerja BNBR 2013 yang dirilis 11 April kemarin, menunjukkan, pendapatan perusahaan ini anjlok 66,34% menjadi Rp 5,21 triliun.Pendapatan BNBR melorot lantaran perusahaan investasi ini tidak lagi mengonsolidasikan kinerja Bakrie Petroleum International Pte Ltd (BPI) sejak 31 Agustus 2012. Pada 17 September 2012, melalui Bakrie Energy International (BEI), BNBR telah menjual 10% saham BPIPL ke Altex Investment Ltd. Divestasi ini membuat kepemilikan BNBR di BPIPL berkurang dari 51% menjadi 41%.Selain itu, kontribusi kerugian BNBR di tahun 2013 juga berasal dari pos pencadangan penyisihan kerugian piutang perusahaan yang tak tertagih dari Sky Trinity Industries Ltd senilai Rp 971,72 miliar.Sebelumnya, pada 27 Maret 2013 lalu, Sri Damayanti, Direktur dan Sekretaris Perusahaan BNBR dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan, BNBR membuat cadangan penyisihan kerugian piutang senilai Rp 971,72 miliar, karena hingga batas waktu pembayaran utang yakni tanggal 7 Desember 2013, Sky Trinity belum menunaikan kewajibannya.Piutang itu timbul dari penjualan 14,06% saham BTEL ke Mount Charlotte Holding Ltd pada akhir tahun 2011, yakni senilai Rp 1,46 triliun. Namun, pada 7 Desember 2012, Mount Charlotte mengalihkan utang tersebut kepada Sky Trinity.Setelah berpindah tangan, pada 28 Desember 2012, Sky Trinity sempat mencicil pembayaran utang kepada BNBR senilai Rp 117,9 miliar.Sementara, untuk piutang kepada Piper Price Company Ltd (PPC), manajemen BNBR memutuskan untuk tidak melakukan cadangan penyisihan kerugian. Alasannya karena piutang PPC itu baru akan jatuh tempo 30 September 2014. Pada 26 Maret 2014, BNBR sudah menerima pembayaran Rp 73,8 miliar dari PPC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Yuwono Triatmodjo