JAKARTA. Teka-teki terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengenai kapan penghentian sementara atau suspend perdagangan saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dicabut masih belum bisa terjawab. Pasalnya, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) masih belum bisa merampungkan proses penjualan 35% saham permata bisnisnya itu. Sedangkan otoritas bursa enggan menyebutkan tenggat waktu penyelesaian transaksi.Kemarin, manajemen Bakrie & Brothers mengaku belum bisa memenuhi janjinya pada 18 Oktober 2008, yaitu menyelesaikan proses penjualan saham Bumi dalam jangka waktu 10 hari atau hingga 28 Oktober 2008. R. A. Sri Dharmayanti, Sekretaris Perusahaan BNBR, mengatakan proses negosiasi penjualan saham Bumi masih terus berlangsung. Alasannya, ada banyak calon pembeli yang berminat atas perusahaan batubara terbesar di Indonesia tersebut.Bahkan, dalam beberapa hari terakhir ini calon pembelinya bertambah dari kawasan Timur Tengah dan China. "Calon pembelinya terdiri dari perusahaan swasta dan perusahaan milik pemerintah asal Australia, India, Malaysia, Filipina, dan Indonesia," kata Sri dalam surat keterbukaan informasi BNBR kepada BEI, kemarin.
BNBR Kesulitan Selesaikan Penjualan Saham BUMI
JAKARTA. Teka-teki terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengenai kapan penghentian sementara atau suspend perdagangan saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dicabut masih belum bisa terjawab. Pasalnya, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) masih belum bisa merampungkan proses penjualan 35% saham permata bisnisnya itu. Sedangkan otoritas bursa enggan menyebutkan tenggat waktu penyelesaian transaksi.Kemarin, manajemen Bakrie & Brothers mengaku belum bisa memenuhi janjinya pada 18 Oktober 2008, yaitu menyelesaikan proses penjualan saham Bumi dalam jangka waktu 10 hari atau hingga 28 Oktober 2008. R. A. Sri Dharmayanti, Sekretaris Perusahaan BNBR, mengatakan proses negosiasi penjualan saham Bumi masih terus berlangsung. Alasannya, ada banyak calon pembeli yang berminat atas perusahaan batubara terbesar di Indonesia tersebut.Bahkan, dalam beberapa hari terakhir ini calon pembelinya bertambah dari kawasan Timur Tengah dan China. "Calon pembelinya terdiri dari perusahaan swasta dan perusahaan milik pemerintah asal Australia, India, Malaysia, Filipina, dan Indonesia," kata Sri dalam surat keterbukaan informasi BNBR kepada BEI, kemarin.