BNBR melanjutkan restrukturisasi utang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya mengecilkan catatan utang PT Bakrie Brothers Tbk (BNBR) terus berlanjut tahun ini. Rencananya, unit usaha tertua Bakrie Grup ini ingin mengurangi porsi utang dari kreditur-kreditur besar. Ini merupakan upaya lanjutan dari restrukturisasi yang telah dilakukan sebelumnya pada 2017.

Amri Aswono Putro, Direktur Keuangan BNBR menyatakan pihaknya saat ini masih mengusahakan restrukturisasi utang tersebut. Namun, belum banyak informasi yang bisa disampaikan Amri perihal rencana itu. Diperkirakan, nilai restrukturisasi utang tersebut lebih besar daripada tahun lalu. "(Diperkirakan nilainya) sekitar Rp 4 triliun - Rp 9 triliun," terang Amri kepada KONTAN, Minggu (28/1).

Sepanjang tahun 2017, BNBR sudah merestrukturisasi beberapa utangnya. Misalnya, konversi utang dari Credit Suisse AG cabang Singapura dan utang dari Daley Capital Limited. Jumlah utang tersebut masing-masing senilai US$ 70,43 juta dan senilai US$ 7,48 juta.


Semula, utang BNBR dari Credit Suisse mencapai sekitar US$ 92,13 juta. BNBR sudah melunasi utang sebesar US$ 21,7 juta secara tunai pada 15 Maret 2017. Tahun 2017 tersebut, BNBR setidaknya sudah menyelesaikan utang sekitar Rp 1 triliun.

Dalam rangka konversi, BNBR telah menerbitkan 55,75 juta saham biasa seri D tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non-HMETD). Selanjutnya, BNBR menerbitkan non-HMETD tahap kedua sebanyak 20,74 miliar saham, setara 15,46% modal ditempatkan dan disetor penuh.

Dalam laporan keuangan kuartal III-2017 disebutkan, saldo utang BNBR yang cukup besar berasal dari Mitsubishi Corporation, Jepang, sebesar Rp 1,94 triliun dan Eurofa Capital Investment Inc, Singapura, Rp 1,39 triliun. Adapun total utang BNBR yang akan jatuh tempo dalam waktu setahun mencapai Rp 3,38 triliun.

Selain itu, utang jangka pendek dengan mata uang asing dengan Credit Suisse AG Singapura sebesar Rp 175,69 miliar, Fountain City Investment Ltd, Marshall Islands Rp 30,36 miliar, Winn Metals Corporations Rp 22,43 miliar, Daley Capital Ltd Rp 10,79 miliar, dan utang lain-lain Rp 13,03 miliar.

Sebelumnya, BNBR menyatakan masih ada utang dari tiga kreditur besar. Tahun 2018, ditargetkan bisa memangkas utang dari dua kreditur. Bila mampu menyelesaikan kewajiban dua kreditur tersebut, BNBR setara merestrukturisasi 80% utang perusahaan.

Perihal utang mana yang akan dipangkas, BNBR belum dapat mengonfirmasi. Sebab, masih terkait dengan perjanjian kerahasiaan informasi dengan kreditur. "Hal ini belum bisa disampaikan ke publik," kata Amri.

Rencana restrukturisasi utang tersebut, termasuk dalam agenda besar BNBR tahun ini. Aksi ini, merupakan upaya lanjutan. Sebelumnya, aksi serupa sudah dilakukan pada 2017. Apakah restrukturisasi ini akan rampung semster 1-2018, Amri belum dapat memastikan. "Masih diusahakan terus," jawabnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie