JAKARTA. Setelah mengurangi kewajibannya secara bertahap, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), kembali menggali utang baru. Induk usaha emiten Grup Bakrie ini siap menegosiasikan utang dengan kreditur asal Korea Selatan demi mendanai proyek PLTU Tanjung Jati A. "Minggu depan kami akan ke Korea Selatan untuk membicarakan kontrak dan masalah pendanaan," ungkap Eddy Soeparno, Direktur Keuangan BNBR di Jakarta, belum lama ini. BNBR melalui anak usahanya, PT Bakrie Power, mulai menghidupkan lagi proyek PLTU Tanjung Jati A yang sempat mangkrak lebih dari satu dekade. Grup Bakrie menggandeng konglomerasi asal Korsel, yakni Samsung C&T Corporation. Demi melancarkan proyek PLTU Tanjung Jati AS yang bernilai total US$ 2 miliar ini, BNBR mengharapkan Samsung bisa memaksimalkan jaringannya di Korsel untuk mengatasi masalah pendanaan.
BNBR mencari pinjaman ke Korea Selatan
JAKARTA. Setelah mengurangi kewajibannya secara bertahap, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), kembali menggali utang baru. Induk usaha emiten Grup Bakrie ini siap menegosiasikan utang dengan kreditur asal Korea Selatan demi mendanai proyek PLTU Tanjung Jati A. "Minggu depan kami akan ke Korea Selatan untuk membicarakan kontrak dan masalah pendanaan," ungkap Eddy Soeparno, Direktur Keuangan BNBR di Jakarta, belum lama ini. BNBR melalui anak usahanya, PT Bakrie Power, mulai menghidupkan lagi proyek PLTU Tanjung Jati A yang sempat mangkrak lebih dari satu dekade. Grup Bakrie menggandeng konglomerasi asal Korsel, yakni Samsung C&T Corporation. Demi melancarkan proyek PLTU Tanjung Jati AS yang bernilai total US$ 2 miliar ini, BNBR mengharapkan Samsung bisa memaksimalkan jaringannya di Korsel untuk mengatasi masalah pendanaan.