JAKARTA. PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) sedang dikejar waktu. Induk usaha Grup Bakrie ini berupaya mengamankan saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) agar bisa menyelamatkan transaksi penjualan 35% saham produsen batubara terbesar di Indonesia ini kepada Northstar Pacific. Transaksi itu penting lantaran BNBR berharap meraup duit US$ 1,3 miliar untukĀ membayar tumpukan utangnya.Nalinkant Rathod, Presiden Direktur BNBR, menjelaskan, perusahaannya kehilangan banyak saham Bumi lantaran harganya jatuh sejak pencabutan penghentian sementara atau suspend perdagangan saham Bumi pada 6 November 2008. Kondisi ini membuatĀ para pemegang repurchase agreement (repo) saham Bumi dan kreditur yang mengempit saham itu sebagai jaminan utang ke BNBR menjual saham itu secara paksa alias forced sell. Investor yang melakukan transaksi marjin juga ikut-ikutan mengobral saham Bumi.Namun, dia tidak bersedia menyebutkan jumlah saham Bumi yang masih aman dalam genggamannya. "Dari saham-saham itu sudah ada yang dieksekusi, ada yang tidak," kata Nalinkant di Jakarta, kemarin.
BNBR Siap Borong Saham BUMI Agar Bisa Deal dengan Northstar
JAKARTA. PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) sedang dikejar waktu. Induk usaha Grup Bakrie ini berupaya mengamankan saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) agar bisa menyelamatkan transaksi penjualan 35% saham produsen batubara terbesar di Indonesia ini kepada Northstar Pacific. Transaksi itu penting lantaran BNBR berharap meraup duit US$ 1,3 miliar untukĀ membayar tumpukan utangnya.Nalinkant Rathod, Presiden Direktur BNBR, menjelaskan, perusahaannya kehilangan banyak saham Bumi lantaran harganya jatuh sejak pencabutan penghentian sementara atau suspend perdagangan saham Bumi pada 6 November 2008. Kondisi ini membuatĀ para pemegang repurchase agreement (repo) saham Bumi dan kreditur yang mengempit saham itu sebagai jaminan utang ke BNBR menjual saham itu secara paksa alias forced sell. Investor yang melakukan transaksi marjin juga ikut-ikutan mengobral saham Bumi.Namun, dia tidak bersedia menyebutkan jumlah saham Bumi yang masih aman dalam genggamannya. "Dari saham-saham itu sudah ada yang dieksekusi, ada yang tidak," kata Nalinkant di Jakarta, kemarin.