BNI akan masuk di tiga negara di Asia



JAKARTA. Meski sering tersandung masalah perizinan, Bank BNI terus berupaya melebarkan sayap di luar negeri. Menurut rencana, tahun depan BNI akan meningkatkan ekspansi bisnis di Arab Saudi, Myanmar dan Singapura. Tiga negara ini dinilai bisa meningkatkan pendapatan dari nilai transaksi BNI.

Senior Vice President and Head of International BNI, Abdullah Firman Wibowo, mengatakan, BNI telah mempersiapkan dana sebagai modal pembukaan usaha di Arab Saudi dan Myanmar. Rinciannya,  US$ 26 juta untuk pembukaan cabang di Arab Saudi. Sementara, untuk pembukaan cabang di Myanmar, BNI menyiapkan kurang dari US$ 10 juta. "Pembukaan usaha di luar negeri masih mengedepankan bisnis transaksional karena berpotensi memperoleh fee income dan sumber dana," kata Firman.

Sejatinya, rencana pembukaan cabang di Arab Saudi  sudah cukup lama. Tahun lalu, BNI telah mengajukan izin pembukaan cabang di Arab Saudi. Pemerintah Arab Saudi yang diwakili menteri keuangan dan bank sentral sudah memberikan restu lantaran dokumentasi dan proposal BNI sudah lengkap.


Sayang, Kerajaan Arab Saudi sampai sekarang belum juga memberikan izin. "Kami berharap semester I-2014 sudah memperoleh izin dari Raja Arab Saudi," kata Firman.

Sementara, pembukaan kantor cabang penuh alias full branch di Myanmar baru akan berjalan dua tahun nanti. Tahun ini, BNI sebenarnya telah mengoperasikan kegiatan perbankan di kantor perwakilan BUMN di Myanmar.

Namun, kegiatan tersebut baru sebatas melayani transaksi operasional perusahaan BUMN yang beroperasi di Myanmar. Firman mengatakan, BNI belum memperoleh izin pembukaan cabang karena Amerika Serikat baru mengakhiri sanksi atas Myanmar.

Di kantor perwakilan BUMN di Myanmar, BNI bertugas sebagai koordinator bagi perusahaan-perusahaan pelat merah yang ingin berekspansi di Myanmar. BNI akan menjadi bank operasional bagi perusahaan BUMN yang ingin melakukan transaksi keuangan di negara tersebut. "Kami juga akan memilih bekerjasama dengan bank operasional di Myanmar untuk membantu transaksi," kata Firman.

Di Singapura, BNI tetap berencana membuka kantor cabang penuh dengan modal

US$ 50 juta. BNI juga tengah mempertimbangkan menjadi qualifying full bank (QFB) dengan modal Rp 11 triliun.

Namun, Firman bilang, tak mudah menjadi QFB. Sebab, modal yang disetor harus besar,  bankir harus bersertifikasi dan pemimpin cabang harus pernah menjabat sebagai presiden direktur. Selain itu, QFB juga harus berbadan hukum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: A.Herry Prasetyo