KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) akan menggelar
rights issue pada tahun depan. Aksi korporasi tersebut untuk memperkuat permodalan BNI. Awalnya,
rights issue yang akan digelar semester I 2022 ini mengincar dana Rp 11,7 triliun. Namun Direktur BNI Novita W. Anggraini bilang, nilai dana
rights issue yang dibidik turun dari target awal. "Nominal
rights issue, nantinya tidak akan sebesar perkirakan awal. Saat ini, kami terus melakukan komunikasi intensif dengan pemegang saham utama BNI," kata Novita, Jumat (3/12).
Untuk merealisasikan
rights issue tahun depan, berbagai langkah telah dipersiapkan BNI. Beberapa diantaranya, melalui komunikasi secara intensif dengan pemegang saham utama, serta melanjutkan program transformasi sehingga peningkatan kinerja dapat terus berjalan dan memberi nilai tambah bagi para investor. "Hal ini tercermin pada perolehan pendapatan operasional yang terus menunjukkan tren positif dari waktu ke waktu, diikuti dengan perbaikan kualitas aset yang terus berjalan," terang Novita.
Baca Juga: Perkuat permodalan, BNI dan BTN siap gelar rights issue pada tahun 2022 Selain
rights isssue, BNI juga mengandalkan dana penyertaan modal negara (PMN) dari pemerintah senilai Rp 3,5 triliun. Novita bilang, bank berencana mengeksekusi dana tersebut pada tahun depan. "Untuk waktunya, akan kami sesuaikan dengan mencermati kondisi pasar di tahun 2022," jelasnya. Menurut Novita, penguatan permodalan merupakan salah satu langkah strategis yang ditetapkan manajemen dalam kerangka program transformasi perusahaan yang bertujuan untuk mengoptimalkan momentum pemulihan ekonomi nasional (PEN). Selain itu, untuk memperkuat fundamental perusahaan melalui upaya perbaikan yang sistematis dan komprehensif, termasuk di dalamnya peningkatan kualitas kredit dan manajemen risiko, percepatan transformasi digital serta penguatan perusahaan anak.
Untuk penguatan permodalan ini, BNI memanfaatkan momentum positif di pasar surat berharga di tahun 2021 dengan menerbitkan obligasi subordinasi yang dapat dikategorikan sebagai tier 2 capital senilai US$ 500 juta pada Maret 2021 lalu. Kemudian
perpetual bonds yang dapat diklasifikasikan sebagai instrumen additional tier 1 (AT1) sebesar US$ 600 juta di September 2021. Dampaknya, permodalan BNI semakin kuat, tercermin dari rasio CAR pada September 2021 mencapai 19,9% atau naik 3,1% dari tahun sebelumnya yakni 16,8%.
Baca Juga: Tambah modal, perbankan beramai-ramai menggelar penerbitan saham baru Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat