BNI AM akan terbitkan KIK EBA dan DIRE tahun depan



JAKARTA. Memasuki akhir tahun, manajer investasi mulai menyusun strategi guna menumbuhkan dana kelolaan tahun depan. BNI Asset Management, misalnya, bakal agresif meluncurkan 11 reksadana baru di tahun depan.

Head of Marketing and Settlement Division BNI Asset Management, Harris Dalimunthe mengatakan, pihaknya berencana meluncurkan empat produk reksadana reguler. Yakni, dua produk reksadana konvensional dan dua reksadana syariah. "Dua reksadana konvensional yakni reksadana saham dan pasar uang. Sedangkan dua reksadana syariah merupakan campuran syariah dan pasar uang syariah," kata Harris kepada KONTAN, Selasa (3/12).

Pasar reksadana syariah memang menggiurkan bagi manajer investasi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, dana kelolaan reksadana syariah tumbuh subur 21,73% menjadi Rp 9,8 triliun di akhir Oktober 2013 dibandingkan akhir 2012 lalu.


Selain empat reksadana tersebut, BNI Asset Management juga bakal menerbitkan empat reksadana terproteksi dan satu reksadana penyertaan terbatas (RDPT) sektor riil. "Untuk RDPT, kami akan menggunakan aset dasar di proyek sektor riil infrastruktur," kata Harris.

Tak cuma itu, BNI Asset Management pun akan menerbitkan satu kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIK EBA). Instrumen investasi ini akan memiliki aset dasar berupa aset piutang yang dimiliki oleh sebuah bank.

Namun, Harris masih enggan membocorkan perbankan yang akan diajak kerjasama untuk KIK EBA ini. "Masih belum bisa kami ungkapkan. Rencananya, produk baru ini akan kami terbitkan di semester kedua tahun depan," kata Harris.

BNI Asset Management juga berencana meluncurkan dana investasi real estate (DIRE). Menurut Harris, produk ini akan memutar dana pada investasi properti. Dia pun masih belum membocorkan rencana lokasi investasi real estate ini.

Produk-produk baru ini diperkirakan bisa mendorong pertumbuhan dana kelolaan perusahaan. Tahun depan, BNI Asset Management menargetkan bisa menggenggam total dana kelolaan Rp 9 triliun, atau naik dibandingkan akhir tahun ini yang diperkirakan bisa mencapai Rp 7,5 triliun. "Tahun ini kami belum mencapai target, namun mudah-mudahan akan tercapai," kata Harris.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati