BNI AM luncurkan produk reksadana indeks untuk pertama kali



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manajer investasi di Indonesia mulai gencar mengeluarkan produk reksadana yang dikelola secara pasif seperti reksadana indeks. Salah satunya, PT BNI Asset Management untuk pertama kali meluncurkan produk reksadana indeks akhir tahun lalu. Produk tersebut bertajuk BNI-AM Indeks IDX30 (BNI30).

Putut E. Andanawarih Direktur BNI Asset Management mengatakan strategi dan tujuan dari reksadana BNI30 ini adalah mereplikasi kinerja indeks IDX30 yang terdiri dari 30 emiten dengan nilai kapitalisasi terbesar dan terlikuid di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Putut mengatakan tujuan dibentuknya reksadana ini juga sebagai alternatif pilihan bagi investor yang menginginkan strategi investasi pasif mengingat tiga tahun terakhir sebagian besar reksadana pengelolaan aktif kesulitan untuk mengalahkan tolak ukur.


Putut mengatakan alasannya memilih IDX30 sebagai benchmark karena indeks tersebut merupakan indikator pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain itu, secata historis kinerja IDX30 juga unggul dari indeks tolak ukur lainnya. Selain itu, Putut juga menyadari tren investasi investor di tahun ini cenderung memilih reksadana pasif ketimbang aktif. Kondisi ini sudah terjadi di luar negeri. "Demikian juga di Indonesia, tidak ada salahnya BNI mengeluarkan reksadana indeks," kata Putut, Senin (5/2).

Dalam mengelola reksadana ini, Putut mengatakan saham dipilih dan disaring berdasarkan kapitalisasi dan likuiditasnya di pasar. Selain itu, Putut juga melihat fundamental emiten tersebut berdasarkan pertumbuhan laba bersih tiga tahun terakhir, serta visi misi perusahaan tersebut.

Per 23 Januari 2018, reksadana BNI30 memiliki dana keloalaan sebesar Rp 782 miliar. Sementara jumlah dana kelolaan di awal peluncuran reksadana ini hanya sekitar Rp 400 miliar. Di periode ini BNI AM berhasil menjaga tracking eror di 0,09%. Berdasarkan data dari Infovesta Utama per 2 Februari 2018 reksadana ini menorehkan kinerja 2,55% untuk periode satu bulan. Sementara, di periode yang sama IHSG berkinerja 4,57%.

Kebijakan investasi di reksadana ini adalah menaruh minimal 90% dan maksimal 100% di efek ekuitas. Sementara instrumen pasar uang ditetapkan sebesar 0% dan masimal 20%.

Putut mengatakan reksadana ini cocok bagi investor yang memiliki karakteristik ingin berinvestasi di pasar modal Indonesia, berinvestasi secara berkala, memiliki tujuan investasi jangka menengah hingga panjang, dan memiliki profil risiko moderat hingga agresif.

Putut memproyeksikan kinerja reksadana BNI30 ke depan akan ditopang menguatnya fundamental ekonomi Indonesia yang tercermin dari pertumbuhan ekonomi stabil di atas 5%, stabilnya nilai tukar rupiah, dan keberhasilan pemerintah menjaga inflasi rendah.

Bagi Anda yang tertarik ingin berinvestasi di reksadana ini, BNI AM menetapkan minimum pembelian sebesar Rp 100.000. Reksadana ini sudah bisa diperoleh pada agen penjual, diantaranya Bank BNI, IPOT, Bareksa, dan Philip POEMS Profunds.

Putut memproyeksikan tahun ini saham bisa memberikan imbal hasil sebesar 11%-12%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat