JAKARTA. Manajer investasi kian getol meluncurkan produk baru untuk menaikkan dana kelolaan. Salah satunya PT BNI Asset Management yang berencana merilis 10 produk baru tahun ini.Direktur Investasi BNI Asset Management, Abdullah Umar Baswedan bilang, 10 produk anyar itu terdiri dari empat jenis reksadana. "Tahun ini, reksadana terproteksi baru setidaknya empat sampai produk, satu produk reksadana saham, dua reksadana fixed-income dan dua pasar uang," papar Abdullah kepada KONTAN, Senin (1/4).Reksadana terproteksi yang diterbitkan akan menggantikan produk lain yang telah jatuh tempo. "Besar return tergantung pada tenor produk. Untuk tenor menengah 3 tahun-5 tahun, asumsi return sekitar 6%-7% per tahun. Kalau semakin panjang return akan berbeda," kata Abdullah.Abdullah mengakui, aset dasar untuk reksadana terproteksi sudah semakin sulit. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya yield obligasi pemerintah sehingga tidak mampu mendorong return reksadana terproteksi. Oleh karena itu, sebagian besar aset dasar reksadana terproteksi untuk tenor menengah menggunakan obligasi korporasi karena surat utang negara (SUN) sudah agak berat untuk mencetak return tinggi. "Sedangkan untuk SUN, kami mengambil tenor panjang," kata dia.Untuk produk reksadana saham baru, BNI Asset Management memprediksi bisa memberikan return 15%-20% per tahun. Tingginya return itu didorong oleh pasar saham yang diprediksi masih positif hingga akhir tahun 2013. "Untuk reksadana pendapatan tetap diperkirakan bisa memberikan return sekitar 7% per tahun," tutur Abdullah.Sedangkan reksadana pasar uang diperkirakan bisa memberikan return 5%-5,5%. Return tersebut memang hampir sama dengan suku bunga deposito. Namun, Abdullah optimistis, produk tersebut masih diminati investor. "Return 5%-5,5% merupakan nett dan tidak dipotong pajak, sedangkan deposito masih dikenakan pajak sehingga reksadana ini masih akan banyak peminat," kata Abdullah.Reksadana anyar tersebut akan diluncurkan pada kuartal II dan III tahun ini. Menurut Abdullah, pihaknya telah memproses izin efektif penerbitan reksadana terproteksi dan saham di Otoritas Jasa Keuangan. Diperkirakan, kedua jenis reksadana tersebut bisa diluncurkan kuartal II tahun ini. "Sedangkan sisanya akan diterbitkan di kuartal III," ujar Abdullah.BNI Asset Management menargetkan total dana kelolaan menjadi Rp 8 triliun hingga akhir tahun ini. Nilai tersebut naik 18,7% dibandingkan realisasi akhir tahun lalu yang sebesar Rp 6,5 triliun.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BNI Asset Management akan rilis 10 reksadana baru
JAKARTA. Manajer investasi kian getol meluncurkan produk baru untuk menaikkan dana kelolaan. Salah satunya PT BNI Asset Management yang berencana merilis 10 produk baru tahun ini.Direktur Investasi BNI Asset Management, Abdullah Umar Baswedan bilang, 10 produk anyar itu terdiri dari empat jenis reksadana. "Tahun ini, reksadana terproteksi baru setidaknya empat sampai produk, satu produk reksadana saham, dua reksadana fixed-income dan dua pasar uang," papar Abdullah kepada KONTAN, Senin (1/4).Reksadana terproteksi yang diterbitkan akan menggantikan produk lain yang telah jatuh tempo. "Besar return tergantung pada tenor produk. Untuk tenor menengah 3 tahun-5 tahun, asumsi return sekitar 6%-7% per tahun. Kalau semakin panjang return akan berbeda," kata Abdullah.Abdullah mengakui, aset dasar untuk reksadana terproteksi sudah semakin sulit. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya yield obligasi pemerintah sehingga tidak mampu mendorong return reksadana terproteksi. Oleh karena itu, sebagian besar aset dasar reksadana terproteksi untuk tenor menengah menggunakan obligasi korporasi karena surat utang negara (SUN) sudah agak berat untuk mencetak return tinggi. "Sedangkan untuk SUN, kami mengambil tenor panjang," kata dia.Untuk produk reksadana saham baru, BNI Asset Management memprediksi bisa memberikan return 15%-20% per tahun. Tingginya return itu didorong oleh pasar saham yang diprediksi masih positif hingga akhir tahun 2013. "Untuk reksadana pendapatan tetap diperkirakan bisa memberikan return sekitar 7% per tahun," tutur Abdullah.Sedangkan reksadana pasar uang diperkirakan bisa memberikan return 5%-5,5%. Return tersebut memang hampir sama dengan suku bunga deposito. Namun, Abdullah optimistis, produk tersebut masih diminati investor. "Return 5%-5,5% merupakan nett dan tidak dipotong pajak, sedangkan deposito masih dikenakan pajak sehingga reksadana ini masih akan banyak peminat," kata Abdullah.Reksadana anyar tersebut akan diluncurkan pada kuartal II dan III tahun ini. Menurut Abdullah, pihaknya telah memproses izin efektif penerbitan reksadana terproteksi dan saham di Otoritas Jasa Keuangan. Diperkirakan, kedua jenis reksadana tersebut bisa diluncurkan kuartal II tahun ini. "Sedangkan sisanya akan diterbitkan di kuartal III," ujar Abdullah.BNI Asset Management menargetkan total dana kelolaan menjadi Rp 8 triliun hingga akhir tahun ini. Nilai tersebut naik 18,7% dibandingkan realisasi akhir tahun lalu yang sebesar Rp 6,5 triliun.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News