KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia (BBNI) mencatat perbaikan pada kredit bermasalah atau
non performing loan (NPL) di segmen kredit korporasi, dari 2,4% di Juni 2022 menjadi 1,2% di Juni 2023. Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini menjelaskan, penurunan rasio NPL korporasi ini disebabkan
downgrade NPL korporasi yang turut menurun. Kontributor NPL korporasi hingga Juni 2023 masih didominasi oleh kredit pada sektor usaha perdagangan, hotel dan restoran, layanan bisnis, dan manufaktur industri yang cukup terdampak saat pandemi Covid.
"Momentum perbaikan ini kami yakini akan terus berlanjut seiring dengan upaya penanganan debitur
watchlist dan ekspansi yang berkualitas pada debitur unggulan," ungkap Novita kepada kontan.co.id, Selasa (5/9).
Baca Juga: Dipastikan Tidak Batal, OJK: Merger Bank Nobu dan Bank MNC Masuk Masa Kritikal Sementara itu, hingga Juni 2023, hapus buku kredit korporasi BNI juga masih di bawah level 1% dari total pinjaman kredit korporasi. Novita mengaku, pelaksanaan Hapus Buku pihaknya laksanakan dengan
prudent dengan prioritas pada debitur yang sudah dilakukan upaya penagihan secara optimal, dan dengan CKPN sudah terbuku 100%. "Tentunya setelah hapus buku dilakukan tetap disertai upaya penagihan yang optimal agar dapat menyumbang
loan recovery ke BNI di kemudian hari," katanya. Lebih lanjut Novita menyampaikan, BNI akan terus proaktif mengawal pemulihan dari sektor yang masih terdampak. Dalam menjaga kualitas kredit, upaya perbaikan yang terus dilakukan adalah optimalisasi sistem dan prosedur pengelolaan portofolio kredit bermasalah, menjalankan restrukturisasi debitur NPL yang masih memiliki prospek, dan optimalisasi kerjasama oleh pihak ketiga. Melalui eksekusi strategi pengelolaan kualitas aset dengan disiplin dan didukung kondisi makro yang kondusif, pihaknya memperkirakan rasio NPL BNI secara
bank-wide akan menurun pada tahun ini. Di sisi lain, pihaknya juga optimis dengan perkembangan kualitas aset perseroan. Menurut Novita, strategi pertumbuhan BNI selama dua tahun yang berfokus pada
blue chip corporates dan
low risk segment menghasilkan kualitas aset yang terus membaik.
Baca Juga: BSI Optimistis dengan Prospek Tabungan Haji "NPL kami di bulan Juni 2023 mencapai 2,5% membaik dibandingkan Juni 2022 yang sebesar 3,2%, capaian NPL ini juga lebih cepat dari target awal, dimana sebelumnya kami memperkirakan NPL akan mencapai level 2,5% di akhir tahun," ucapnya. Hal ini disebut Novita sejalan dengan beberapa sektor yang menunjukkan perbaikan NPL yang lebih cepat seperti sektor industri pengolahan, perdagangan resto hotel, serta sumber daya alam. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi