KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna mengantisipasi risiko penurunan kualitas kredit, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) secara konservatif membentuk pencadangan (CKPN). Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan pada kuartal pertama 2021, BNI tetap membentuk CKPN sebesar Rp 4,81 triliun atau meningkat 127,7% dari periode sama tahun lalu senilai Rp 2,11 triliun. “Dengan nilai CKPN yang dibentuk tersebut, BNI melaporkan laba bersih pada kuartal I 2021 sebesar Rp 2,39 triliun, dengan rasio kecukupan pencadangan atau coverage ratio ditetapkan pada level 200,5%, lebih tinggi dari posisi akhir tahun 2020 yang sebesar 182,4%,” paparnya. Asal tahu saja, BNI juga mencatatkan kredit yang direstrukturisasi hingga kuartal pertama 2021 senilai Rp 84,3 triliun. Direktur Manajemen Risiko BNI David Pirzada menyatakan, nilai kredit yang telah mendapatkan relaksasi akibat pandemi itu berkontribusi sekitar 15% dari total kredit yang telah BNI salurkan.
BNI bentuk pencadangan Rp 4,81 triliun hingga Maret 2021
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna mengantisipasi risiko penurunan kualitas kredit, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) secara konservatif membentuk pencadangan (CKPN). Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan pada kuartal pertama 2021, BNI tetap membentuk CKPN sebesar Rp 4,81 triliun atau meningkat 127,7% dari periode sama tahun lalu senilai Rp 2,11 triliun. “Dengan nilai CKPN yang dibentuk tersebut, BNI melaporkan laba bersih pada kuartal I 2021 sebesar Rp 2,39 triliun, dengan rasio kecukupan pencadangan atau coverage ratio ditetapkan pada level 200,5%, lebih tinggi dari posisi akhir tahun 2020 yang sebesar 182,4%,” paparnya. Asal tahu saja, BNI juga mencatatkan kredit yang direstrukturisasi hingga kuartal pertama 2021 senilai Rp 84,3 triliun. Direktur Manajemen Risiko BNI David Pirzada menyatakan, nilai kredit yang telah mendapatkan relaksasi akibat pandemi itu berkontribusi sekitar 15% dari total kredit yang telah BNI salurkan.