KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) dalam survei perbankan memproyeksi pada triwulan I 2018 biaya dana alias cost of fund masih akan stabil di kisaran (rata-rata) 5,77% atau tidak bergerak dari kuartal IV 2017. Sementara itu, sepanjang tahun ini BI memperkirakan cost of fund akan bergerak ke posisi 5,75% rata rata dengan kisaran sebesar 4,09%-7,42%. Direktur Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Rico Rizal Budidarmo menyebut untuk di tahun 2018, ruang untuk penurunan suku bunga simpanan masih terbuka. Praktis, jika permintaan kredit dan kebutuhan dana tercukupi maka tidak menutup kemungkinan cost of fund perbankan bakal mengalami penurunan di tahun ini. Sementara untuk BNI sendiri, saat ini posisi cost of fund per akhir Desember 2017 tercatat sebesar 3%. "Kami sekitar 3%, masih bisa turun lagi tergantung supply dan demand," katanya saat ditemui di Jakarta, Rabu (17/1). Wajar saja, pada tahun 2018 bank berlogo 46 ini memproyeksi bakal ada peningkatan dari sisi dana pihak ketiga (DPK). Rico menyebut, tahun ini DPK akan bergerak tumbuh di level 16% secara tahunan atau year on year (yoy). Setara dengan DPK, pertumbuhan kredit perseroan juga diproyeksi tumbuh sebesar 15% hingga 17%. Sebagai informasi saja, BNI mencatat kredit naik ebsear 12,2% secara yoy menjadi Rp 441,31 triliun. Sementara DPK tercatat mencapai Rp 516,1 triliun per akhir Desember 2017 atau tubuh 18,5% dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 435,6 triliun.
BNI: Biaya dana bank masih bisa turun
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) dalam survei perbankan memproyeksi pada triwulan I 2018 biaya dana alias cost of fund masih akan stabil di kisaran (rata-rata) 5,77% atau tidak bergerak dari kuartal IV 2017. Sementara itu, sepanjang tahun ini BI memperkirakan cost of fund akan bergerak ke posisi 5,75% rata rata dengan kisaran sebesar 4,09%-7,42%. Direktur Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Rico Rizal Budidarmo menyebut untuk di tahun 2018, ruang untuk penurunan suku bunga simpanan masih terbuka. Praktis, jika permintaan kredit dan kebutuhan dana tercukupi maka tidak menutup kemungkinan cost of fund perbankan bakal mengalami penurunan di tahun ini. Sementara untuk BNI sendiri, saat ini posisi cost of fund per akhir Desember 2017 tercatat sebesar 3%. "Kami sekitar 3%, masih bisa turun lagi tergantung supply dan demand," katanya saat ditemui di Jakarta, Rabu (17/1). Wajar saja, pada tahun 2018 bank berlogo 46 ini memproyeksi bakal ada peningkatan dari sisi dana pihak ketiga (DPK). Rico menyebut, tahun ini DPK akan bergerak tumbuh di level 16% secara tahunan atau year on year (yoy). Setara dengan DPK, pertumbuhan kredit perseroan juga diproyeksi tumbuh sebesar 15% hingga 17%. Sebagai informasi saja, BNI mencatat kredit naik ebsear 12,2% secara yoy menjadi Rp 441,31 triliun. Sementara DPK tercatat mencapai Rp 516,1 triliun per akhir Desember 2017 atau tubuh 18,5% dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 435,6 triliun.