BNI bidik kredit konsumer 10% di 2016



JAKARTA. Kredit konsumer menjadi perhatian bagi PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) untuk meningkatkan pertumbuhan kredit. Direktur Konsumer BNI Anggoro Eko Cahyo mengatakan, konsumsi masih memiliki permintaan di tengah perlambatan ekonomi meskipun pengajuan kredit tak besar.

“Secara keseluruhan kredit konsumer BNI akan tumbuh dua digit atau di atas 10% di tahun ini,” katanya, Rabu (10/8). Segmen kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit tanpa agunan (KTA) atau payroll akan mendorong pencapaian target kredit konsumer.

Anggoro bilang, pihaknya sangat mengharapkan percepatan pelonggaran loan to value (LTV) untuk kredit pemilikan rumah (KPR) karena akan meningkatkan permintaan kredit rumah. Andai BI mengeluarkan pelonggaran akhir Agustus 2016 maka bank akan menerapkan KPR dengan uang muka rendah di September 2016.


BNI memprediksi permintaan KPR akan terjadi selama tiga bulan yaitu September, Oktober dan November. Sedangkan di bulan Desember, konsumen sudah tidak fokus mengajukan permintaan kredit. BNI akan memanfaatkan waktu tiga bulan ini untuk mencapai target. “Kami mengharapkan KPR minimal tumbuh 10%,” jelasnya.

Waktu yang singkat untuk pemanfaatan pelonggaran LTV pada KPR ini menjadi tantangan bagi BNI sehingga bank berplat merah ini telah melakukan komunikasi dengan pengembang (developer) untuk penerapan LTV yang baru. Serta, BNI akan memperpanjang waktu bunga KPR sebesar 9,75%.

Kemudian untuk kredit KTA, BNI menargetkan akan mencapai Rp 8 triliun di akhir tahun 2016 atau tumbuh 166% dibandingkan posisi Rp 3,92 triliun di akhir tahun 2015. Realisasi kredit payroll telah mencapai Rp 6,63 triliun per semester I-2016. “Payroll ini masih banyak permintaan,” terang Anggoro.

Khusus untuk bisnis kartu kredit. BNI menargetkan pertumbuhan kartu kredit sebesar 14%-15% di tahun 2016 ini. Pemimpin Divisi Bisnis Kartu BNI Corina Leyla Karnalies mengatakan, untuk outstanding nilai kartu kredit mencapai Rp 11,2 triliun di akhir tahun 2016 atau tumbuh 22,22% dibandingkan realisasi kredit Rp 9,78 triliun per akhir tahun 2015.

Sedangkan, untuk jumlah kartu kredit akan mencapai 1,8 juta kartu di akhir tahun 2016 atau tambah 200 kartu dibandingkan jumlah kartu yang terbit 1,7 juta di akhir tahun 2015. Mayoritas pemegang kartu kredit BNI adalah gold dan platinum mencapai 50%, pemegang kartu kredit classic sebesar 30%.

Ke depan, bank berlogo 46 ini menargetkan jumlah pemegang kartu kredit gold dan platinum dengan plafon Rp 10 juta-Rp 20 juta akan bertambah untuk menyiasati peraturan pembatasan kepemilikan kartu kredit. Corina menambahkan, kartu kredit masih ada ruang tumbuh di tengah perlambatan konsumsi.

Sementara untuk kredit kendaraan bermotor (KKB) tak menjadi fokus BNI. Buktinya, KKB tercatat turun 14,9% atau menjadi Rp 4,97 triliun per semester I-2016 dibandingkan posisi Rp 5,84 triliun per semester I-2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini