BNI bidik pendapatan non bunga tumbuh 25%



JAKARTA. Di tengah pendapatan bunga yang tipis karena pertumbuhan kredit yang terkikis, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) akan mengais penghasilan dari pendapatan non bunga atau fee based income.

Direktur Treasuri BNI Panji Irawan mengatakan, pendapatan non bunga dapat dicari di berbagai segmen bisnis termasuk treasuri. Harapannya, pendapatan non bunga mampu menjaga pertumbuhan laba perbankan, karena bunga kredit sedang turun di tengah perlambatan penyaluran kredit.

BNI menargetkan  pendapatan non bunga tumbuh di atas 25% atau mencapai Rp 9,10 triliun di akhir tahun ini dari perhitungan realisasi pendapatan non bunga tahun lalu sebesar Rp 7,28 triliun. Bank pelat merah ini telah memperoleh pendapatan non bunga senilai Rp 4,43 triliun per semester I-2016.


Panji menambahkan, pendapatan non bunga dari bisnis treasuri dapat berasal dari tansaksi foreign exchange market (forex), interbank, remitansi, L/C trade finance, dan bonds. Misalnya, pendapatan komisi dari bonds cukup besar yaitu mencapai 50%, sedangkan pendapatan non bunga terendah dari forex.

Anggoro Eko Cahyo, Direktur Konsumer BNI menambahkan, kredit konsumer juga menjadi penyumbang pendapatan non bunga karena kredit konsumer terdiri dari bisnis kartu kredit, kredit pemilikan rumah (KPR), kredit kendaraan bermotor (KKB), dan bancassurance.

"Segmen pendapatan bunga banyak berasal dari KPR dan payroll," katanya, Jumat (7/10). Lanjutnya, kredit konsumer menyumbang 48%-50% terhadap pendapatan non bunga BNI. Ke depan, harapannya pendapatan non bunga di konsumer dua digit atau minimal sama dengan rata-rata transaksi bank.

Selain dari KPR dan payroll, bank berlogo 46 ini juga akan meraup pendapatan non bunga dari bisnis kartu kredit. Misalnya, alat bayar menggunakan kartu ini akan tumbuh 10% di tahun 2016 ini. Caranya, BNI kian gencar memasarkan penggunaan kartu kredit melalui promo di kuliner, travel dan hiburan lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini