BNI bidik pertumbuhan pendapatan komisi 15% tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank berusaha menggenjot pertumbuhan pendapatan berbasis komisi tahun ini. Salah satunya caranya antara lain dengan mengoptimalkan layanan perbankan digital milik masing-masing bank.

Misalnya, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang menyebut tahun ini mematok pertumbuhan fee based income (FBI) dapat tumbuh di kisaran 14% sampai 15% dibanding tahun lalu.

"Di tahun 2018 ini BNI menargetkan FBI tumbuh di kisaran 14% sampai 15% dibandingkan tahun lalu," ujar Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo kepada Kontan.co.id, Selasa (15/5).


Bila merujuk pada laporan keuangan perseroan tahun lalu total pendapatan fee BNI cukup tinggi yakni mencapai Rp 9,77 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 13,86% secara tahunan atau year on year (yoy) dari tahun sebelumnya sebesar Rp 8,58 triliun.

Pun, pertumbuhan FBI BNI pada kuartal I 2018 sudah terlihat tumbuh cukup besar yakni mencapai 18,5% menjadi Rp 2,64 triliun. Mayoritas pendapatan berbasis komisi perseroan ini disumbang dari recurring fee atau tagihan rutin perseroan.

Sampai 31 Maret 2018 total recurring fee BNI telah mencapai Rp 2,4 triliun atau naik 18,9% secara yoy dari Rp 2,02 triliun di Maret tahun sebelumnya.

Untuk lebih meningkatkan pertumbuhan fee based income, bank berlogo 46 ini akan mengoptimalkan digital banking milik perseroan. Targetnya antara lain untuk masuk ke pasar dan menyasar kaum milenial yang dinilai memiliki potensi sangat besar bagi BNI.

Tidak hanya dari pertumbuhan fee based income saja, BNI akan berusaha untuk menjaga porsi FBI hingga sebesar 25% sampai 30% di tahun 2018 ini. Hampir sama dengan capaian di tahun sebelumnya.

"Porsi FBI terhadap pendapatan tahun 2018 kami targetkan sama atau bahkan bisa lebih baik dibanding tahun lalu, yaitu di kisaran 25% sampai 30%," tambah Anggoro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia