KONTAN.CO.ID - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng sejumlah badan usaha milik negara (BUMN) untuk mengembangkan sektor perikanan. Selain PT Perikanan Nusantara (Perinus), KKP juga menggandeng dua bank pelat merah yaitu PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk. Dua bank ini dilibatkan dalam dalam fasilitas pembiayaan di sektor kelautan. Dalam kerja sama ini, Perinus akan mendapatkan suntikan modal melalui pinjaman dari BNI sebesar Rp 190 miliar. Dana itu untuk mendukung program KKP berupa pengadaan keramba jaring offshore. KKP melakukan pengadaan keramba jaring
offshore dan Perinus akan menyediakan fasilitas pendukungnya berupa
cold storage atawa lemari pendingin.
Direktur Utama Perinus Dendi Anggi Gumilang bilang, selain menyediakan fasilitas pendukung berupa
cold storage, Perinus juga akan menggunakan pinjaman BNI untuk membangun tiga kapal ikan berbahan besi dengan ukuran 150
gross tonage (gt) dengan nilai Rp 50 miliar. "Kapal ini akan digunakan sebagai kapal penangkap dan kapal penampung ikan," ujarnya kepada KONTAN akhir pekan lalu. Kapal yang akan dibuat ini disiapkan untuk bisa menampung 225 ton ikan sekali perjalanan dan ditargetkan sudah beroperasi pada tahun 2018. Dengan beroperasi ketiga kapal ini, Dendi optimis produksi Perinus akan melonjak tajam hingga mencapai 50.000 ton setahun. Sebagai perbandingan, pada tahun lalu, Perinus hanya mampu memproduksi 10.000 ton dan pada semester pertama 2017 sudah tembus 18.000 ton dan diharapkan sampai akhir tahun bisa mencapai 30.000 ton. Penjamin nelayan Sementara dengan BRI, dalam kerjasama ini, Perinus akan menjadi perusahaan penjamin untuk membeli hasil tangkapan nelayan. Jaminan yang diberikan Perinus ini akan membuat BRI berani menyalurkan pinjaman kepada nelayan-nelayan yang mendapatkan rekomendasi dari KKP. Menurut Dendi, jaminan yang diberikan Perinus membuat BRI percaya kalau nelayan tidak akan menunggak atau gagal membayar utang. Apalagi jaminan Perinus itu dituangkan dalam program Perikanan Inti Rakyat (PIR). Selain membeli ikan hasil tangkap nelayan, Perinus juga membantu nelayan kecil dengan memasok peralatan bagi mereka untuk dapat melaut. Syarat bantuan Perinus ini adalah nelayan harus menjual hasil tangkapannya kepada perusahaannya. Dengan kerjasama ini maka BRI akan memberikan pinjaman ke nelayan, sehingga Perinus optimis target produksi 30.000 ikan tahun ini dapat tercapai. Dendi bilang, pinjaman dari BNI dan BRI bisa berdampak pada peningkatan ekspor perikanan Indonesia tahun ini dan tahun depan. Apalagi ekspor produk perikanan pada semester pertama tahun ini anjlok 14,87% menjadi 64.312 ton dari periode sama 2016 sebesar 75.546 ton.
Penurunan ekspor ini karena minimnya fasilitas penunjang seperti es di dalam kapal. Untuk itu Perinus tengah mengembangkan mesin slurry ice yang dapat membuat es dalam kapal sehingga ikan tetap dapat disimpan dalam kondisi segar. Menteri KKP Susi Pudjiastuti bilang, KKP bertanggung jawab memberikan data dan informasi nelayan yang berpotensi mendapatkan fasilitas pelayanan perbankan. KKP juga akan meningkatkan pendampingan teknis dan sosialisasi ke nelayan daerah. Sementara Direktur Utama BRI Suprajarto, mengatakan, perubahan manajemen nelayan nasional yang diterapkan KKP cukup memberikan keyakinan dan rasa optimisme ke perbankan untuk memberikan pinjaman ke nelayan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Rizki Caturini