BNI : Bunga KUR 7%, tak ganggu segmen UMKM non KUR



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah tahun ini sepakat untuk menurunkan bunga kredit usaha rakyat (KUR) menjadi sebesar 7%. Jumlah ini cukup rendah, mengingat bunga KUR dalam dua tahun terakhir yang mencapai 9%.

Hal tersebut tentu menjadikan peluang bagi bank swasta pemain kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) semakin sempit. Lantaran mayoritas debitur UMKM lebih tertarik untuk mengambil KUR dengan bunga yang terpaut rendah.

Kepala Divisi Usaha Kecil PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Bambang Setiatmojo mengatakan secara umum KUR tidak terlalu berimbas banyak kepada penyaluran kredit UMKM non KUR.


Alasannya, target pasar KUR adalah pengusaha UMKM yang feasible namun belum bankable. Hal ini lah yang ditandai dengan suku bunga yang cukup murah, persyaratan lebih mudah, termasuk persyaratan jaminan KUR lebih lunak ketimbang segmen lain.

Bambang menjelaskan, khusus untuk KUR, bank penyalur hanya dibatasi untuk memberikan kredit dengan limit Rp 500 juta. Selain itu, calon penerima KUR juga tidak diperkenankan memiliki kredit produktif lain bila ingin mendapat KUR.

"Suku bunga KUR yang rendah harus dijadikan semangat oleh perbankan agar dapat menyediakan pembiayaan bersuku bunga rendah, yakni dengan melakukan efisiensi, menjaga kualitas kredit dan meningkatkan CASA (dana murah)," ungkap Bambang kepada Kontan.co.id, Selasa (20/3).

Pun, hal yang sama juga sudah diterapkan oleh BNI untuk kredit UMKM non KUR. Salah satunya dengan memberikan bunga yang cukup bersaing dengan KUR sebesar 9,95% alias single digit.

Lewat strategi ini, BNI yakin meski ada KUR kredit non KUR pun juga dapat terkerek naik.

"Dengan segmen market yang berbeda, kami optimis debitur non KUR dapat tumbuh dan berkembang," tambah Bambang.

Catatan saja, tahun lalu kredit kecil BNI membukukan pertumbuhan kredit sebesar 11,4% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 50,68 triliun.  NPL segmen kecil juga berhasil ditekan hingga ke level 2,7% setelah di periode tahun sebelumnya berada di posisi 3,6%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi