BNI Catat 4,4 Juta Transaksi Remitansi pada 2021, Sumbang Pendapatan Rp 190 Miliar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) masih berhasil menjaga bisnis remitansi sepanjang tahun 2021 cukup stabil meskipun masih dihadapkan dengan pandemi Covid-19 dan merebaknya varian Delta. 

Secara frekuensi, transaksi pengiriman uang dari dan keluar negeri di BNI mencapai 4,4 juta. Itu relatif stabil dari tahun sebelumnya.  Namun, nilai per  transaksi remitansi itu mengalami peningkatan hingga totalnya mencapai US$ 83,7 miliar atau naik 8,3% year on year (yoy). 

Stabilnya transaksi tersebut membuat BNI berhasil meraup pendapatan atau fee based income dari bisnis remitansi sebesar Rp 190 miliar.   


Henry Panjaitan, Direktur Treasury dan Internasional BNI mengatakan, negara kontributor utama bisnis remitansi itu adalah kantong-kantong penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) seperti Malaysia, Taiwan, Hong Kong, Korea Selatan, Saudi Arabia dan negara Timteng lainnya.

Dia menambahkan, terjaganya bisnis remitansi tersebut sepanjang tahun lalu karena didukung oleh digitalisasi pada aplikasi partner-partner BNI di negara penempatan PMI. 

Baca Juga: Kendati Jumlah Pemain Terus Menyusut, Kinerja Fintech Lending Terus Bertumbuh

"BNI juga telah memiliki aplikasi digital di Singapura yaitu BNI Mobile Remittance (MoRe)," kata Henry kepada KONTAN, Senin (24/1).

Lalu, BNI melakukan kerjasama dengan counterpart penggunaan teknologi blockchain, yang telah diimplementasikan sejak kuartal III 2021. 

Di dalam negeri, BNI memiliki layanan digital transaksi Remittance pada BNI Direct (cash management untuk korporasi) dan BNI Mobile Banking.  

Henry bilang, aplikasi ini menungkinkan nasabah mengirimkan dana ke seluruh dunia, kapan saja dan dimana saja. 

Relationship yang kuat dengan lebih dai 1.400 bank koresponden di seluruh dunia dan  lebih dari 100 partner perusahaan remitansi BNI turun mendorong bisnis remitansi tahun lalu. 

Perseroan tercatat memiliki 6 kantor cabang luar negeri dan satu anak perusahaan di luar negeri yang khusus menangani remitansi PMI. 

Tak hanya itu, lanjut Henry, jumlah partner bisnis remitansi  yang meng-upgrade koneksi ke BNI dengan teknologi API juga telah bertambah.  Saat ini sudah lebih dari 50 partner remitansi yang menggunakan layanan API ini.

BNI mengharapkan bisnis remitansi tahun  ini meningkat sejalan dengan membaiknya kondisi secara global, serta dimulainya kembali penempatan PMI di luar negeri. Perseroan menargetkan aktivitas remitansi tumbuh di atas 10%.

Baca Juga: OJK Dorong Bank Asing Agar Bisa Lebih Berkontribusi Terhadap Perekonomian

Untuk mendorong peningkatan itu, BNI akan meningkatkan kapasitas BNI Direct & BNI Mobile Banking dengan fitur tracking SWIFT GPI, sehingga nasabah bisa cek status transfer secara realtime.

"Selanjutnya, BNI akan meningkatkan penggunaan teknologi API dengan partner remitansi, menerapkan standard ISO 20022 pada seluruh channel remitansi, dan menambah jumlah partner remitansi, khususnya fintech," Tutup Henry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi