KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) membukukan pertumbuhan kredit dua digit pada paruh pertama tahun ini. Direktur Konsumer BNI Tambok P. Setyawati mengatakan per semester I-2018 kredit BNI tercatat sebesar Rp 457,81 triliun, naik 11,1% secara tahunan (
year on year/yoy) dari posisi Rp 412,18 triliun pada semester I-2017. Pertumbuhan tersebut antara lain dikontribusi oleh kredit korporasi swasta yang meningkat 11,6%, terutama dikontribusi oleh industri manufaktur, transportasi, dan komunikasi, konstruksi, dan perdagangan.
Kredit korporasi kepada swasta mengambil porsi sebesar 29,8% dari total kredit mencapai Rp 122,24 triliun. Sementara itu, korporasi BUMN tercatat mengambil komposisi sebesar 19,4% mencapai Rp 88,93 triliun dengan peningkatan 8,6% secara tahunan per semester I 2018. Selain dari kredit konstruksi, kredit menengah atau komersial juga menyumbang pertumbuhan kredit perseroan. Tercatat per akhir semester I-2018 kredit menengah BNI meningkat 8,5% yoy menjadi Rp 70,78 triliun dari periode tahun sebelumnya Rp 65,24 triliun. Sementara untuk kredit segmen kecil, mengalami pertumbuhan paling tinggi dari seluruh segmen
business banking mencapai 14% menjadi Rp 60,03 triliun. Lebih lanjut, bank berlogo 46 ini menjelaskan kredit kepegawaian (
payroll loan) masih menjadi prioritas BNI dalam menumbuhkan segmen konsumer. Tercatat pada semester I-2018,
payroll loan mencatatkan pertumbuhan sebesar 50,8% yoy menjadi Rp 21,74 triliun. Pada semester I-2018, kartu kredit dan BNI Griya atau kredit pemilikan rumah (KPR) juga mengalami peningkatan, masing-masing sebesar 5,5% yoy dan 8,2% yoy.
Untuk mendukung ekspansi kredit, pada semester I-2018, dana pihak ketiga (DPK) tercatat tumbuh sebesar 13,5%, yaitu dari Rp 463,86 triliun pada semester I-2017 menjadi Rp 526,48 triliun pada semester I-2018. Dengan komposisi rasio dana murah atau CASA mencapai 63,8%. Dalam upaya menghimpun dana murah, BNI terus meningkatkan hubungan baik dengan institusi-institusi BUMN dan pemerintah, serta mengembangkan layanan digital banking. Pertumbuhan tersebut terlihat dari penambahan jumlah rekening sebesar kurang lebih 11,1 juta dari 27,9 juta rekening pada semester I-2017 menjadi 39 juta rekening pada semester I-2018. Biaya dana (cost of fund/cof) membaik menjadi 2,8%, dibanding periode sebelumnya sepanjang tahun 2017 berada pada level 3,0%. Penurunan biaya dana ini selain disebabkan oleh pertumbuhan dana murah, juga dikontribusi oleh strategi penurunan suku bunga deposito sebesar kurang lebih 46 basis poin sejak awal tahun 2018. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi