BNI dan BRI siap revaluasi aset



JAKARTA. Tahun 2015 tinggal tersisa kurang dari dua bulan lagi. Sejumlah perbankan pelat merah, memantapkan diri untuk mengambil tawaran diskon pajak atas revaluasi aset yang ditawarkan pemerintah.

Semisal Bank Negara Indonesia (BNI) yang menyatakan akan merevaluasi aset sebelum akhir tahun 2015. Direktur Keuangan BNI, Rico Riza Budidarmo mengatakan, dengan mengambil opsi revaluasi aset, maka rasio kecukupan modal atawa capital adequacy ratio (CAR) BNI akan bertambah 2% hingga 3% dibanding posisi saat ini.

Hingga September 2015, posisi CAR BNI berada di level 17,4%. Angka ini naik dibandingkan dengan periode sama tahun 2014 yang sebesar 16,2%. Menurut Rico, tawaran revaluasi aset merupakan angin segar bagi perbankan lantaran dapat meningkatkan potensi pembiayaan.


"Semua bank yang memiliki kemungkinan melakukan revaluasi aset akan melakukan ini. Saya rasa revaluasi aset ini harus segera dimanfaatkan," ujarnya, kemarin.

Hal senada diungkapkan Direktur Keuangan Bank Rakyat Indonesia (BRI), Haru Koesmahargyo. Menurut dia, dari revaluasi aset tersebut diharapkan bisa memperkuat permodalan BRI.

Haru menyebutkan, dengan revaluasi tersebut bisa meningkatkan rasio kecukupan modal BRI dari level saat ini sebesar 20,41% menjadi di kisaran 21,5% pasca aksi revaluasi aset dilakukan.

Penambahan rasio permodalan tersebut, lanjut Haru, berimbas pada peningkatan kinerja bank milik pemerintah itu dalam bentuk pertumbuhan penyaluran kredit. “Untuk revaluasi aset, kami coba lakukan sepenuhnya tahun ini,” tutur Haru.

Haru menambahkan, dengan beleid Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait penetapan bank yang berdampak sistemik (D-SIB) dan capital surcharge bagi bank yang berdampak sistemik, kebutuhan kecukupan permodalan atau capital edequacy ratio (CAR) BRI hanya sebesar 17%. Itu artinya, kebutuhan permodalan BRI sampai saat ini tidak menghadapi persoalan serta berada dalam posisi yang aman.

Mandiri berhitung

Bila dua bank BUMN telah memantapkan rencana revaluasi aset pada tahun ini, Bank Mandiri masih mengkajinya. Meski begitu, hasil perhitungan Bank Mandiri menunjukkan tambahan modal yang besar bisa  diperoleh bila revaluasi aset dilakukan oleh bank ini.

Kartika Wirjoatmodjo, Director Finance & Strategy Bank Mandiri menyebut, jumlah sekitar Rp 10 triliun akan Bank Mandiri peroleh dalam akun permodalan, pasca revaluasi aset. Namun opsi revaluasi aset hanya merupakan salah satu dari sekian opsi permodalan Bank Mandiri. Sebab, kata Kartika, Bank Mandiri akan mengandalkan laba ditahan yang diperkirakan sebesar Rp 15 triliun per tahun dalam lima tahun ke depan untuk amunisi modal.

Hal itu dengan asumsi laba emiten bersandi saham BMRI itu mencapai Rp 20 triliun hingga Rp 25 triliun per tahun. "Jika memungkinkan, kami juga akan rights issue. Katakanlah nilainya Rp 20 triliun pada 2018," ujar Kartika.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan