KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Rasio kecukupan modal perbankan alias
capital adequacy ratio (CAR) perbankan Tanah Air masih sangat tebal. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan, per Juni 2019 posisi CAR ada di level 23,18% meningkat dibanding periode yang sama tahun 2018 sebesar 21,91%. Bila dibandingkan dengan rasio CAR di negara tetangga, Indonesia merupakan jawaranya. semisal Malaysia dengan CAR 18%, Filipina 14,94% dan Tiongkok sebesar 14,18% per posisi Maret 2019 lalu.
Baca Juga: Kompak turun, ini ringkasan perdagangan BMRI, BBRI, BBNI, BBTN, dan BBCA (26/7) Sejumlah bank yang dihubungi Kontan.co.id memandang, saat ini posisi CAR memang sudah jauh dari kata aman. Artinya, bank bakal lebih leluasa untuk melakukan ekspansi terutama dari sisi pemberian kredit. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) misalnya yang pada semester I 2019 mencatatkan CAR di level 18,7% meningkat 1,2% dari tahun sebelumnya. Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo menjelaskan, pihaknya memang sejak awal tahun berupaya untuk menjaga CAR minimal 18%. Namun, nantinya pada akhir tahun posisi tersebut bakal ditingkatkan kembali ke level 19% sebagai antisipasi regulasi yang akan diberlakukan, semisal PSAK 71. "Penjagaan CAR di kisaran 18%-19% mengindikasikan langkah
pre emptive dan kehati-hatian kami dalam menyikapi berbagai kemungkinan dan dinamika lingkungan bisnis," terangnya kepada Kontan.co.id, Selasa (30/7). Tak punya upaya khusus seperti aksi korporasi, bank berlogo 46 ini hanya akan memanfaatkan laba bersih secara organik. "Tercermin dari besaran dividen pay out ratio yang berkisar 25%-30%," imbuhnya.
Baca Juga: Laba BNI Life melonjak 874% di semester I, ini faktornya Hampir ada di kisaran yang serupa, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) berniat menjaga CAR di atas 18%. Menurut Direktur Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso, walau CAR masih tebal, pihaknya tidak mengandalkan modal untuk ekspansi kredit. "Kami masih bertumpu dari pemupukan DPK dan funding lainnya (
wholesale funding dan bilateral loan)," ujar Mahelan. Meski begitu, dalam rangka penguatan modal pihaknya berencana untuk menerbitkan obligasi subordinasi sebesar Rp 3 triliun dalam rangka menjaga CAR tersebut untuk mengantisipasi dampak dari implementasi PSAK 71 di awal tahun 2020. Sebagai tambahan saja, CAR BTN di kuartal II 2019 tercatat sebesar 16,99% menurun dari tahun sebelumnya 17,42%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Azis Husaini